Isu Keretakan Jokowi-Megawati Ditulis Media Asing, Ganjar Membantah: Kita Kompak, Kita Solid
Ganjar Pranowo (Foto: DOK PDIP/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo membantah rumor yang ditulis media asing soal dinamika di internal PDI Perjuangan. Menurut Ganjar, tidak ada keretakan maupun perbedaan pendapat mengenai pencalonannya oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 

Hal itu dikatakan Ganjar menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Konsolidasi Akbar Pemenangan Pemilu yang digelar DPD PDIP Jakarta di Hall Basket Senayan, Minggu, 4 Juli. 

"Tidak (tidak ada keretakan- red). Kita kompak, kita solid, bahkan makin solid," tegas Ganjar. 

Isu keretakan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mencuat dan ditulis oleh surat kabar Singapura, belum lama ini. Media tersebut menulis keretakan antara Jokowi dan Megawati paska deklarasi Ganjar Pranowo. 

Menurut Ganjar, apa yang terjadi saat ini justru kader di bawah mulai dari ranting hingga anak ranting mulai bergerak dan merapatkan barisan demi memenangkan dirinya menjadi Presiden 2024 dan PDIP. Menang spektakuler menjadi target yakni hattrick Pilpres dan Pemilu Legislatif. 

Bahkan dukungan terus mengalir, baik dari relawan dan partai politik dalam waktu dekat. 

"Saya baru 44 hari disampaikan (dideklarasikan) Ibu Mega sehingga sekarang masih berproses dan makin solid, Insya Allah ada beberapa partai lagi bergabung," ucap alumnus Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia itu. 

Ganjar memastikan hingga hari pencoblosan 14 Februari mendatang, dirinya bersama pendukung dan partai politik terus blusukan turun ke masyarakat. Hal tersebut juga sesuai instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk turba atau turun ke bawah. Ganjar meminta, pendukungnya menyapa berbagai kelompok seperti tukang cukur rambut, juru masak, masyarakat di gang - gang sampai milenial dan Gen - Z. 

Dari turun ke bawah, maka turunannya akan menjadi program pemerintahannya kelak di tahun 2024 - 2029. 

"Maka denyut nadi yang ada di masyarakat betul - betul bisa kita tangkap. Sehingga kelak kemudian ini bisa kita menjadi cerita untuk kemudian dibuatkan dalam sebuah program," kata Ganjar.