Umat Budha Ponorogo Gelar Ritual Mandi Rupang Budhha
Jemaat melakukan ritual "mandi rupang budhha" dengan pembersihan patung budha dan kompleks Vihara Dharma Dwipa di Desa Desa Gelang Kulon, Sampung, Ponorogo, Sabtu (3/6/2023) (ANTARA/HO - SDP)

Bagikan:

PONOROGO - Puluhan umat Budha di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menggelar ritual "mandi rupang budhha" yakni sebuah kegiatan spiritual membersihkan rumah ibadah sebagai simbol pembersihan dan penyucian diri secara lahir dan batin menjelang perayaan Hari Raya Waisak.

Kegiatan peribadatan itu digelar di Vihara Dharma Dwipa yang berlokasi di Dusun Sodong Desa Gelangkulon Kecamatan Sampung, Ponorogo.

"Ritual ini memang dilakukan untuk menyambut Hari Raya Waisak. Dalam ritual ini, warga membersihkan patung-patung Buddha yang ada di dalam (kompleks) vihara sebagai simbol penyucian diri," kata salah satu pengurus Vihara Dharma Dwipa Suwandi dikutip ANTARA, Sabtu, 3 Juni.

Rencananya, puncak perayaan Waisak akan digelar pada Minggu (4/6) siang sekitar pukul 10.41 WIB. Umat Budha biasanya akan berkumpul lebih dulu untuk melaksanakan ibadah bersama-sama di dalam vihara.

Dijelaskan, ada tiga peristiwa besar dalam detik-detik Waisak. Ketiga peristiwa besar itu memiliki makna spiritual terkait perjalanan dari pendiri agama Buddha, yaitu Sidharta Gautama.

Ketiga peristiwa besar itu adalah tentang kelahiran lalu pencerahan dan "parinibbana" (kematian) dari sang Buddha.

"Nanti setelah peringatan Waisak, seperti tradisi di sini akan melakukan silaturahim dan sungkeman kepada yang lebih tua," katanya.

Suwandi menyebut, kendati di Dusun Sodong mayoritas beragama Budhha namun tingkat toleransi beragamanya sudah sangat tinggi. Sebab, seperti tahun sebelumnya prosesi ibadah Waisak selalu berjalan aman dan kondusif.

"Toleransi ini tidak direkayasa, tetapi memang ada kesadaran masyarakat Sodong akan kebersamaan. Saling menghormati, tidak ada sekat meski berbeda keyakinan," katanya.