Regulator Internet China Hapus 1,4 Juta Postingan Media Sosial, Ini Penyebabnya

JAKARTA - Regulator ruang cyberspace China, Administrasi Ruang Cyberspace China (CAC), mengumumkan bahwa sebanyak 1,4 juta postingan media sosial telah dihapus setelah menjalankan penyelidikan selama dua bulan terhadap dugaan penyebaran informasi yang salah, praktik penipuan ilegal, dan peniruan pejabat negara, serta "masalah yang signifikan" lainnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 26 Mei, CAC mengatakan bahwa sejak tanggal 10 Maret hingga 22 Mei, sebanyak 67.000 akun media sosial telah ditutup dan ratusan ribu postingan telah dihapus sebagai bagian dari kampanye "perbaikan" yang lebih luas.

Sejak tahun 2021, China telah menargetkan miliaran akun media sosial dalam upaya untuk "membersihkan" ruang cyberspace-nya dan memudahkan otoritas dalam mengendalikannya.

Kampanye keras terbaru ini ditujukan kepada akun-akun pada aplikasi media sosial populer di China, termasuk WeChat, Douyin, dan Weibo, yang termasuk dalam kategori "self media," yaitu akun-akun yang menerbitkan berita dan informasi tetapi tidak dikelola oleh pemerintah atau mendapat persetujuan resmi.

Beijing sering kali menangkap warganya dan melakukan sensor terhadap akun-akun yang menerbitkan atau membagikan informasi fakta yang dianggap sensitif atau kritis terhadap Partai Komunis, pemerintah, atau militer, terutama ketika informasi tersebut menjadi viral.

Dari 67.000 akun yang ditutup secara permanen, hampir 8.000 di antaranya ditutup karena "menyebarluaskan berita palsu, rumor, dan informasi berbahaya," menurut CAC.

Sebanyak 930.000 akun lainnya menerima hukuman yang lebih ringan, mulai dari kehilangan pengikut hingga penangguhan atau pembatalan hak-hak untuk menghasilkan keuntungan.

Dalam kampanye terpisah, regulator baru-baru ini menutup lebih dari 100.000 akun yang diduga meniru pembawa berita dan lembaga media untuk melawan penyebaran berita palsu online yang dibantu oleh teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pada Jumat, CAC mengatakan bahwa kampanye terbarunya telah menargetkan hampir 13.000 akun militer palsu, dengan nama-nama seperti "Komando Tentara Merah China", "Pasukan Anti-Teror China," dan "Pasukan Rudal Strategis".

Sebanyak 25.000 akun lainnya ditargetkan karena meniru institusi publik, seperti pusat pengendalian penyakit dan pencegahan serta lembaga penelitian yang dijalankan negara.

Hampir 187.000 akun dikenai hukuman karena meniru bisnis media berita, sedangkan lebih dari 430.000 akun diduga menawarkan saran profesional atau layanan pendidikan tanpa memiliki kualifikasi profesional yang relevan.