Lanjutkan Proses Normalisasi, Mesir dan Iran akan Bertukar Duta Besar Tahun Ini

JAKARTA - Mesir dan Iran diperkirakan akan bertukar duta besar dalam beberapa bulan, bagian dari proses normalisasi hubungan antara kedua kekuatan regional yang dimediasi oleh Oman, kata pejabat Mesir.

Selain itu, dua pejabat mengatakan sebuah pertemuan secara prinsip telah disepakati antara Presiden Abdel Fattah El Sisi dari Mesir dan timpalannya dari Iran, Presiden Ebrahim Raisi.

Mereka mengatakan, pertemuan itu kemungkinan akan berlangsung pada akhir tahun, seperti dikutip dari The National News 25 Mei.

Kabar itu muncul beberapa hari setelah penguasa Oman, Sultan Haitham bin Tarik, melakukan kunjungan dua hari ke Mesir, di mana ia membahas hubungan Kairo dengan Teheran bersama Presiden El Sisi, menurut para pejabat.

Normalisasi hubungan dengan Iran, menurut para pejabat, memastikan niat baik Teheran dalam kaitannya dengan upaya Kairo untuk menjalin hubungan ekonomi dan komersial yang lebih dekat dengan negara-negara seperti Irak, Suriah dan Lebanon, di mana Iran memiliki pengaruh yang signifikan.

Mesir juga akan berusaha membujuk Iran untuk membatalkan atau setidaknya mengurangi dukungannya terhadap Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok militan Palestina utama di Jalur Gaza, yang berbatasan dengan Mesir, menurut para pejabat tersebut.

Seringnya terjadi permusuhan antara kedua kelompok militan tersebut dengan Israel merupakan ancaman keamanan bagi Mesir, menghambat upaya-upaya rekonsiliasi antara kedua negara tersebut dengan Otoritas Palestina di Tepi Barat, sebuah tujuan yang dapat menjadi awal dari dimulainya kembali perundingan Palestina-Israel yang telah lama terhenti.

Sementara, para diplomat tingkat menengah serta pejabat intelijen dari Iran dan Mesir, telah mengadakan konsultasi tertutup untuk menormalisasi hubungan sejak Bulan Maret. Putaran terakhir dari pembicaraan tersebut diadakan awal bulan ini di Baghdad, yang pemerintahnya memiliki hubungan dekat dengan Teheran.

Diketahui, mencairnya hubungan antara Kairo dan Teheran akan menambah lapisan baru pada penataan ulang regional yang sedang berlangsung, yang dinilai akan mengubah lanskap politik di kawasan ini.

Arab Saudi, misalnya, telah setuju untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran yang diputuskan pada tahun 2016, sehingga menghilangkan sumber utama ketegangan di Timur Tengah. Mesir dan Turki, yang berselisih selama satu dekade, juga telah bekerja untuk menormalkan hubungan. Suriah, di mana Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Teheran memiliki pengaruh yang signifikan, diterima kembali menjadi anggota Liga Arab bulan ini.