Kerugian Negara di Kasus Korupsi BPNT Mukomuko Rp40 Miliar, Kejari Usahakan Pengembalian Maksimal
BENGKULU - Kejaksaan Negeri (Kejari) Mukomuko mengupayakan pengembalian kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) dari para terdakwa dan saksi.
"Baru sebagian dari sebesar Rp1 miliar kerugian negara dalam kasus ini yang dikembalikan terdakwa dan saksi. Kami upayakan mereka mengembalikan semua kerugian negara," kata Kasi Pidsus Kejari Mukomuko Agung Malik Rahman Hakim di Mukomuko, Bengkulu, Selasa 23 Mei, disitat Antara.
Adapun sebanyak lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi penyaluran BPNT Tahun Anggaran 2019-2021 senilai Rp40 miliar.
Ia mengatakan lima orang tersangka yang berstatus terdakwa ini sampai sekarang masih menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (tipikor) Kota Bengkulu
Baca juga:
- Sidang Praperadilan Dugaan Gratifikasi Ketua KPK, LP3HI Desak Firli Bahuri Ditersangkakan
- Korban Penipuan Jastip 'War' Tiket Konser Coldplay Terus Bertambah, Total Kerugian Sementara Rp183 Juta
- Wapres Pastikan Tol Langit Jalan Terus di Tengah Dugaan Korupsi BTS Menyeret Nama Eks Menkominfo Johnny
- Ingatkan Netralitas Pemilu, Kemenag ke Tokoh Agama Papua: Beda Pandangan Biasa Tapi Jangan Bertikai
Berdasarkan keterangan terdakwa dalam persidangan, katanya, selain mereka yang menikmati keuntungan dari program tersebut, ada pihak lain membantu rekanan memasukkan barang di e-warung yang menikmati keuntungan tersebut.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta pihak terkait yang membantu rekanan atau pihak ketiga memasukkan barang ke e-warung untuk mengembalikan kerugian negara.
"Pihak ini mendapatkan keuntungan sebesar Rp173 juta dari rekanan. Untuk itu kami meminta yang bersangkutan mengembalikan kerugian negara dalam kasus ini," ujarnya.
Terkait dengan status pihak yang menerima keuntungan dalam program ini, ia mengatakan pihaknya menunggu putusan Pengadilan Tipikor apakah yang bersangkutan terseret atau tidak dalam kasus ini.
"Kita tetap hargai proses hukum yang sedang berjalan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Kota Bengkulu dan kita tetap tunggu yang bersangkutan mengembalikan kerugian negara," ujarnya.
Ia mengatakan, institusinya telah berkoordinasi dengan yang bersangkutan dan pihak membantu rekanan memasukkan barang sembako ke e-warung untuk meminta waktu beberapa bulan ke depan guna mengembalikan kerugian negara.