Redakan Ketegangan dan Saling Serang Gaza-Israel, Mesir Tengahi Upaya Gencatan Senjata
JAKARTA - Mesir dikatakan mulai upaya untuk menengahi ketegangan Israel dengan kelompok militan di Gaza, mengakhiri saling serang, saat Israel menyerang sasaran-sasaran kelompok Jihad Islam yang dibalas dengan peluncuran ratusan roket melintasi perbatasan, memicu alarm di Tel Aviv.
Putaran kedua tembakan lintas batas dalam seminggu terjadi setelah Israel melancarkan serangan pada Hari Selasa, terhadap tiga komandan Jihad Islam yang katanya telah merencanakan serangan terhadap Israel, setelah berbulan-bulan kekerasan meningkat.
Kairo, yang telah menengahi pertempuran sebelumnya, telah mulai menengahi gencatan senjata, kata juru bicara Jihad Islam Dawoud Shehab, melansir Reuters 11 Mei.
Sementara, Israel sedang memeriksa proposal Mesir, Menteri Luar Negeri Eli Cohen mengatakan kepada penyiar publik Kan.
Terpisah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam siaran pidato siarannya, kelompok Jihad Islam telah mengalami pukulan serius, tetapi memperingatkan: "Kampanye belum berakhir."
Militer Israel mengatakan telah mencapai lebih dari 130 sasaran, termasuk lokasi peluncuran roket, saat ledakan terdengar di seluruh kantong Palestina.
Sebuah pemboman larut malam di sebuah bangunan di wilayah selatan Gaza di Khan Younis menewaskan kepala pasukan peluncur roket Jihad Islam, yang diidentifikasi sebagai Ali Ghali, dan dua militan lainnya, kata militer Israel dan Jihad Islam.
Beberapa menit setelah serangan udara Rabu dimulai, sirene terdengar di Israel - kebanyakan di wilayah permukiman perbatasan - tetapi segera juga di dan sekitar ibu kota komersial Tel Aviv, 60 km (37 mil) utara Gaza.
Lebih dari 400 roket ditembakkan, kata PM Netanyahu, meski seperempat di antaranya gagal di Gaza.
Sementara itu, komando gabungan dari kelompok-kelompok militan Gaza, yang meliputi Jihad Islam dan penguasa Hamas di kantong itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Namun para pejabat militer Israel mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda Hamas, yang diyakini memiliki ratusan roket di gudang senjatanya, telah menembakkan rudal itu sendiri.
Mereka mengatakan, serangan Israel diarahkan hanya pada sasaran yang terkait dengan kelompok Jihad Islam yang lebih kecil, sebuah organisasi militan yang didukung Iran yang berbasis di Gaza, serta semakin aktif di Tepi Barat yang diduduki selama setahun terakhir.
Terpisah, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan menekankan perlunya de-eskalasi selama panggilan telepon pada hari Rabu dengan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, kata Gedung Putih.
"Sullivan ... mencatat upaya regional yang berkelanjutan untuk menengahi gencatan senjata, dan menekankan perlunya mengurangi ketegangan dan mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut," menurut Gedung Putih.
Baca juga:
- Desak Penghentian Segera Kekerasan di Jalur Gaza Palestina, PBB: Israel Harus Patuhi Kewajibannya di Bawah Hukum Internasional
- Terima Menteri Qin Gang, Menlu Prancis Colonna Tegaskan Pentingnya Peran China untuk Perdamaian dan Stabilitas Global
- Umumkan Perceraian Setelah 19 Tahun Bersama, PM Finlandia Sanna Marin: Kami akan Tetap Berteman Baik
- Warga Serbia Serahkan Lebih dari 3.000 Pucuk Senjata Setelah Penembakan Massal Pekan Lalu
Secara total, 24 warga Palestina, termasuk setidaknya lima wanita dan lima anak, serta tiga komandan senior Jihad Islam dan empat pria bersenjata telah tewas sejak pertempuran dimulai, kata pejabat kesehatan Palestina.
Kelompok-kelompok militan mengatakan serangan roket adalah pembalasan atas serangan Israel, yang digambarkan sebagai "pemboman yang biadab dan berbahaya terhadap rumah-rumah sipil yang menyebabkan beberapa martir yang tidak bersalah."
Pekan lalu, Kelompok Jihad Islam menembakkan lebih dari 100 roket melintasi perbatasan sementara jet-jet Israel menghantam sasaran di Gaza dalam pertukaran selama berjam-jam, setelah kematian seorang tokoh Jihad Islam yang mogok makam di dalam tahanan Israel.