Donald Trump Sampaikan Pidato Perpisahan, Bagaimana Nasibnya Setelah Tak Jadi Presiden?
JAKARTA - Setelah kalah dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2020, Presiden Donald Trump akhirnya menyampaikan pidato perpisahan. Trump juga harus meninggalkan Gedung Putih setelah ia tak lagi menjabat sebagai presiden. Meski demikian, Trump tak serta merta hilang dari peredaran di masa pensiunnya.
Dilansir VOI dari Reuters, Trump akan kembali ke kehidupan normalnya mulai 20 Januari. Terkait hal tersebut banyak pertanyaan muncul terkait nasib Trump setelah ini. Desas-desus mengatakan jika ia akan maju sebagai presiden di Pilpres AS 2024, ada pula isu yang mengatakan jika Trump bakal berkarir di media.
Apapun yang bakal digeluti Trump, mantan presiden itu diperkirakan bakal terkena jeratan hukum dan harus menghadapi sulitnya dunia bisnis. Artinya, kehidupan Trump akan lebih keras dengan berbagai tantangan.
Ia harus menghadapi berbagai tindakan hukum perdata dan pidana. Masalah hukum itu terkait dengan keluarga dan aktivitasnya, yang jeratannya bisa dipercepat segera setelah ia kehilangan pengaruhnya.
Terkait rencananya setelah ini, Trump disebut akan membuat media baru. Kabarnya ia akan membuka saluran televisi, bahkan membangun perusahaan media sosial untuk menyaingi Twitter Inc.
Trump dan Twitter memang sempat berselisih. Perselisihan makin memanas setelah Twitter dianggap melakukan gangguan Pemilu. Selain itu perusahaan media sosial itu juga sempat menambah tautan cek fakta ke dalam cuitan Trump.
Dalam pidato terakhirnya, Trump juga menyinggung keputusan Twitter yang memblokir akunnya, @RealDonaldTrump. Ia menilai jika Twitter mencederai kebebasan berpendapat yang oleh Amerika telah dijunjung tinggi sejak lama.
"Menutup debat yang bebas dan terbuka melanggar nilai-nilai inti kami dan tradisi yang paling bertahan lama. Amerika bukanlah bangsa berjiwa jinak pemalu yang perlu dilindungi dan dilindungi dari orang-orang yang tidak kita setujui," ujar Trump, dikutip VOI dari CNA, Rabu, 20 Januari.
Meski Trump menyinggung banyak hal dalam pidato terakhirnya, tak sedikit pun ia menyebut nama Joe Biden dan Kamala Harris, yang akan dilantik sebagai presiden AS. Pelantikan akan dilakukan hari ini, Rabu, 20 Januari.