NTT Bentuk Satgas Antisipasi Karhutla di Musim Kemarau
KUPANG - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membentuk satuan tugas (satgas) cegah kendali kebakaran hutan dan lahan (karhutla) baik untuk pencegahan maupun penanganan karhutla menghadapi musim kemarau.
"Pembentukan satgas cegah kendali karhutla ini sebagai langkah pemerintah daerah untuk menghadapi dampak musim kemarau yang diperkirakan lebih kering dari sebelumnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi NTT Ambrosius Kodo dikutip ANTARA, Senin, 8 Mei.
Dia menjelaskan satgas tersebut diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT dan melibatkan berbagai instansi terkait seperti Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), BMKG, TNI, Polri, dan berbagai instansi terkait pemerintah daerah.
Ambrosius menjelaskan, BMKG telah memperkirakan bahwa kondisi musim kemarau pada 2023 di NTT lebih kering dari sebelumnya.
Kondisi itu, kata dia, sangat beresiko menimbulkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Karena itu, pemerintah provinsi membentuk satgas cegah kendali karhutla yang berperan meningkatkan edukasi maupun penanganan darurat bencana akibat karhutla.
"Satgas ini akan berupaya meminimalisir peluang terjadinya karhutla melalui sosialisasi atau edukasi pencegahan di masyarakat," katanya.
Baca juga:
- Kadinkes Lampung Reihana Penuhi Panggilan KPK, Tutupi Wajah dengan Majalah di Ruang Tunggu
- Dikunjungi Prabowo, Airlangga hingga Cak Imin, JK Dianggap Bertuah untuk Pilpres 2024
- Buntut Pamer Kekayaan, Kadinkes Lampung Reihana Diklarifikasi KPK Hari Ini
- Jokowi Sambangi Kawasan Wisata Kuliner Kampung Ujung Labuan Bajo, Bagikan Celemek ke Pedagang
Ambrosius mengingatkan warga di NTT agar berperan aktif mencegah karhutla melalui langkah-langkah seperti menghindari aktivitas membuka lahan pertanian dengan cara membakar maupun saat melakukan perburuan hewan.
Selain itu, menghindari tindakan membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput kering yang mudah tersambar api.
"Kondisi kemarau yang lebih panas tentu membuat resiko karhutla juga lebih tinggi sehingga lebih baik kita mencegah," katanya.