Dikunjungi Prabowo, Airlangga hingga Cak Imin, JK Dianggap Bertuah untuk Pilpres 2024
Ketum KB Muhaimin Iskandar didampingi isteri menyalami Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (kiri) saat bersilaturahmi ke kediamannya di Jakarta, Sabtu (6/5/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

Bagikan:

JAKARTA - Di tengah intensnya komunikasi antarparpol bahkan lintas koalisi jelang Pilpres 2024, Jusuf Kalla (JK) disambangi para ketum partai politik.

Ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto hingga Ketum PKB Muhaimin Iskandar secara terpisah menyambangi JK di kediamannya, Brawijaya, Jakarta Selatan.

Dosen Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengatakan JK memang memiliki tiga pengalaman berharga bagi para ketua umum partai, dari kiprahnya sebagai wakil presiden (wapres) untuk dua pemerintahan yang berbeda.

“JK merupakan satu-satunya tokoh parpol di Indonesia yang pernah menduduki jabatan sebagai wapres dalam dua pemerintahan yang berbeda. Di era periode pertama pemerintahan Presiden SBY dan di era periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi,” ujar Nyarwi dilansir ANTARA, Senin, 8 Mei.

Dengan demikian, tutur Nyarwi melanjutkan, JK memiliki pengalaman dalam menyusun dan mengelola koalisi partai politik untuk mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

“Kedua, adalah pengalaman dalam memenangkan pertarungan Pilpres 2004 dan 2014,” tuturnya.

Selanjutnya adalah pengalaman JK dalam mengelola pemerintahan bersama presiden terpilih periode 2004-2009 dan 2014-2019.

“Tiga jenis pengalaman JK tersebut jelas menjadi pengetahuan yang berharga bagi para ketua umum partai yang saat ini masih galau untuk merumuskan blok koalisi yang solid,” ujar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) ini.

Selain itu, ketiga pengalaman tersebut juga berguna untuk para ketua umum partai politik dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang dapat mereka usung dan menangkan dalam kampanye Pilpres 2024.

Karena itu, meskipun saat ini JK tidak memiliki jabatan kuat di partai politik, sikap dan pendapat JK memiliki potensi untuk memengaruhi arah kebijakan politik yang akan diambil oleh Partai Golkar.

“Termasuk dalam menentukan arah koalisi maupun pasangan capres-cawapres untuk menghadapi pilpres mendatang,” kata Nyarwi.