JAKARTA - Sejumlah lembaga survei menyebutkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi queen maker di Pilpres 2024 mendatang. Selain itu, ada pula nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab punya pandangan berbeda.
Dia menilai Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar juga memiliki potensi besar menjadi king maker pada Pilpres 2024 .
Menurutnya, kedua tokoh tersebut punya bargaining posisi yang cukup kuat di Pemilu 2024, lantaran sama-sama berasal dari kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU).
"Saya kira seluruh parpol atau gabungan parpol berkeinginan menguasai atau paling tidak menang di tanah Jawa. Dan Jika tanpa PKB dan NU saya kira cukup sulit," ujar Fadhli saat dihubungi, Jumat, 2 Juli.
Dalam analisa Fadhli, Ma'ruf dan Muhaimin alias Cak Imin adalah dua tokoh penting yang dapat mempengaruhi grassroot NU (Nahdlyin). Dimana sebagian besar adalah pemilih PKB yang juga menentukan pilihan di Pilpres mendatang.
"Pak Ma'ruf adalah Kiai NU senior, dihormati di kalangan NU bahkan di luar NU, sementara Cak Imin adalah Ketum PKB yang sukses mengantarkan partai berada di papan tengah bahkan mengantarkan kader NU menjadi Wapres pada pemilu lalu," jelasnya.
Karenanya, kata Fadhli, melalui pengaruh dan jaringannya maka kedua tokoh ini bisa saja menjadi king maker. Atau setidak menjadi penentu arah koalisi di pilpres mendatang.
"Kedua tokoh ini memiliki jaringan yang kuat di lininya masing-masing. Pak Ma'ruf Ulama dengan jaringan pesantrennya, kemudian Cak Imin politisi ulung yang berhasil membesarkan partai," tandasnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Surveylink Indonesia Wempy Hadir menyatakan ada 6 sosok king-queen maker pada Pilpres 2024 mendatang. Mulai dari ketua umum partai politik hingga mantan Presiden Republik Indonesia.
"Saya melihat bahwa kalau melihat konstelasi politik hari ini, setidaknya ada enam king maker yang saya kira kita bisa catat," ujar Wempy dalam sebuah webinar, Rabu, 30 Juni.
Sosok pertama adalah Presiden Joko Widodo. Menurut Wempy, sosok Jokowi dapat menjadi king maker, karena merupakan orang yang paling berkuasa saat ini di Indonesia.
Kedua, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Wempy menilai, Mega saat ini menjadi orang nomor satu di partai penguasa yang telah memenangi dua pemilu berturut-turut, 2014 dan 2019.
Berikutnya ada nama Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut Wempy, selain menjadi king maker, Prabowo masih memiliki peluang untuk menjadi salah satu calon presiden pada pilpres 2024.
Nama lainnya yakni mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Wempy menyebut, SBY dapat menjadi king maker lantaran masih berupaya mendorong putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat berkarier di ranah politik.
Lalu, menurut Wempy, ada nama mantan Wakil Presiden dan politikus Golkar Jusuf Kalla (JK). Ia melihat, meski JK tidak menjadi ketum parpol, namun JK masih lihai dalam menentukan calon pemimpin.
Terakhir, ada nama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ia melihat hubungan NasDem dengan partai koalisi lainnya cukup renggang belakangan ini.
Karenanya, menurut Wempy,, bisa saja Surya memanfaatkan momentum itu untuk membangun koalisi sendiri. Terlebih, beberapa waktu lalu, Surya sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tanpa partai koalisi lainnya.
"Saya melihat agak dingin hubungan antar koalisi, seolah-olah Surya tidak akan diajak lagi dalam koalisi yang akan datang 2024. Dengan demikian, jika melihat politik NasDem, dia mencoba untuk berada di luar daripada garis koalisi yang ada hari ini," pungkasnya.