Direktur Intelijen AS: Invasi China ke Taiwan dapat Hilangkan Rp15.700 Triliun per Tahun dari Ekonomi Global
JAKARTA - Invasi China ke Taiwan dapat menghentikan produksi perusahaan pembuat chip semikonduktor tercanggih terbesar di dunia, yang dapat menghapus hingga 1 triliun dolar AS (Rp15.700 triliun) per tahun dari perekonomian global dalam beberapa tahun pertama. Hal ini dikatakan oleh pejabat intelijen tertinggi AS pada Kamis, 4 Mei.
Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines, menyampaikan apa yang ia sebut "estimasi umum" selama kesaksiannya di depan Komite Layanan Bersenjata Senat.
Dia mencatat bahwa chip semikonduktor canggih yang diproduksi oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Ltd (TSMC) digunakan dalam 90 persen dari "hampir setiap kategori perangkat elektronik di seluruh dunia".
Baca juga:
- Discord Hapus Tag Empat Digit pada Nama Pengguna dan Memperkenalkan Nama Alfanumerik Baru
- Microsoft Tingkatkan Fitur Bing Chatbot dengan Integrasi Edge dan Layanan Pihak Ketiga
- Ketua Federal Trade Commission Akan Menindak Tegas Bahaya Kecerdasan Buatan dan Ancaman Keamanannya
- Regulator di Inggris Akan Meneliti Dampak Kecerdasan Buatan, Termasuk ChatGPT
"Jika invasi China menghentikan TSMC dalam memproduksi chip tersebut, akan memiliki dampak keuangan global yang sangat besar yang menurut saya berkisar antara 600 miliar hingga 1 triliun dolar AS secara tahunan dalam beberapa tahun pertama," kata Haines, dikutip Reuters.
"Juga akan berdampak pada PDB AS jika ada invasi ke Taiwan dan produksi TSMC dihentikan," tambah Haines. "Jika mereka berhenti membuat chip, itu juga akan berdampak pada ekonomi China."