Meta Bakal Lawan FTC karena Larang Memonetisasi Data Anak di Bawah 18 Tahun

JAKARTA - Komisi Perdagangan Federal (FTC) akan mengusulkan proposal untuk sepenuhnya melarang Meta memonetisasi data anak-anak dari platform Messenger Kids di Facebook.

Meta diklaim menyesatkan orang tua tentang kemampuan mereka untuk mengontrol dengan siapa anak-anak berkomunikasi melalui aplikasi Messenger Kids, dan salah mengartikan akses. Hal itu justru juga memberikan beberapa pengembang aplikasi ke data pengguna pribadi.

Menurut penilaian yang ditemukan FTC, mereka mengidentifikasi beberapa celah dan kelemahan dalam program privasi Facebook, dan diklaim akan menimbulkan risiko besar bagi publik.

Di antara celah itu adalah masalah dengan kontrol keamanan pada produk Messenger Kids, yang menurut FTC anak-anak dalam beberapa kasus bisa berkomunikasi dengan kontak yang tidak disetujui dalam obrolan teks grup dan panggilan video grup.

Pernyataan FTC menyiratkan Meta telah melanggar perintah FTC pada 2020 saat mulai berlaku dan segera sesudahnya.

FTC mengatakan ini tidak hanya melanggar perjanjiannya dengan Meta tetapi juga Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak-anak, yang lebih dikenal sebagai COPPA.

“Facebook telah berulang kali melanggar janji privasinya. Kecerobohan perusahaan telah membahayakan pengguna muda, dan Facebook perlu menjawab kegagalannya," ungkap Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, Samuel Levine.

Pembatasan tersebut akan melarang Meta mengambil keuntungan pada data yang dikumpulkan dari pengguna yang berusia di bawah 18 tahun.

Perusahaan juga akan dilarang merilis produk, layanan, fitur baru atau yang dimodifikasi tanpa konfirmasi tertulis dari penilai program privasinya sepenuhnya sesuai dengan persyaratan pesanan dan tidak ada celah materi maupun kelemahan.

Batasan lain yang diperluas, termasuk dalam penggunaan teknologi pengenalan wajah dan diwajibkan untuk memberikan perlindungan tambahan bagi pengguna.

Meta akan diminta memastikan kepatuhan terhadap perintah FTC untuk setiap perusahaan yang diakuisisi atau digabungkan, dan untuk menghormati komitmen privasi sebelumnya dari perusahaan tersebut.

Langkah ini adalah tindakan ketiga kalinya yang diambil agensi Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan karena diduga melanggar privasi pengguna.

Seorang juru bicara Meta menyatakan langkah tersebut merupakan aksi politik dan perusahaan tidak diberi kesempatan untuk menanggapi tuduhan tersebut.

“Mari kita perjelas tentang apa yang coba dilakukan FTC, merebut otoritas Kongres untuk menetapkan standar industri secara luas dan sebagai gantinya memilih satu perusahaan Amerika sambil mengizinkan perusahaan China, seperti TikTok, untuk beroperasi tanpa kendala di tanah Amerika," ujar kata juru bicara Meta dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari NBC News, Kamis, 4 Mei.

"Desakan Ketua FTC Lina Khan untuk menggunakan tindakan apa pun, betapapun tidak berdasar untuk memusuhi bisnis Amerika telah mencapai titik terendah baru. Kami telah menghabiskan banyak sumber daya untuk membangun dan menerapkan program privasi terkemuka di industri berdasarkan ketentuan perjanjian FTC kami," imbuhnya.

Juru bicara Meta menegaskan, akan melawan dengan penuh semangat tindakan itu dan berharap untuk menang. Perlu dicatat, untuk saat ini langkah FTC masih berupa proposal, bukan perintah.

Karena mereka harus memberikan kesempatan kepada Meta untuk merespons sebelum mengambil keputusan akhir. Proposal FTC akan berlaku untuk semua layanan Meta, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, Oculus, dan Horizon Worlds.