Dugaan Awal Penyebab David Jacobs Ditemukan Tak Sadarkan Diri Hingga Meninggal Dunia

JAKARTA - Polisi menyebut dugaan awal Atlet Paratenis Meja Indonesia Dian David Michael Jacobs terkapar tak sadarkan diri karena loncat dari kereta dan kemungkinan terjatuh.

Dian David Michael Jacobs ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalur rel kereta api (KA) Gambir-Juanda KM 4+700. Hingga dari pemeriksaan tim dokter ia dinyatakan meninggal dunia.

"Kemungkinan, sekali lagi dugaan awal, mungkin dia naik kereta. Karena kereta itu mau bergerak mau ke arah Kota untuk pembersihan. Mungkin dikira itu kereta yang akan ia naiki, maka ia naik,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin dalam keterangannya, Sabtu, 29 April.

“Kemudian ketika ia tahu (kereta) ini salah begitu masuk ternyata salah, kosong, kemungkinan loncat mau turun,” sambungnya.

Selain itu, dari pemeriksaan rekaman CCTV, bahwa dugaan David Jacobs salah naik kereta semakin kuat. Sebab, pada pukul 20.28 WIB ia terlihat berada di peron.

Kemudian, dua menit berselang sudah ditemukan tergeletak di pinggir rel yang berjarak 500 meter dari titik awal ia berdiri di peron.

“Saat itu ada kereta sedang berhenti, saat itu di peron ada kereta yang sedang berhenti dari Surabaya baru masuk ke Gambir, nah 2 menit kemudian, di lini masa itu korban itu ditemukan di jarak 500 meter dari Stasiun Gambir. Kalau untuk jalan kaki ke sana rasanya 500 meter 2 menit kayaknya gak mungkin ya, dalam waktu 2 menit dia berjalan kaki kesana rasanya tidak mungkin,” ungkapnya.

Kemudian, Komarudin menyebutkan bahwa berdasarkan tiket kereta yang dimiliki korban itu memiliki tujuan arah Solo. Sementara lokasi tubuh korban ditemukan merupakan arah sebaliknya, yaitu ke arah Jakarta Kota.

“Kecurigaan awal kalau dilihat dari arah kereta, yang bersangkutan itu punya tiket kereta jam 20.40 itu ke arah Solo, sementara posisi terakhir (korban) ditemukan itu (di jalur rel) ke arah Kota, arah sebaliknya,” ucapnya.

Sehingga, dugaan awal korban panik karena salah kereta dan kemudian lompat turun masih perlu pendalaman lebih lanjut lagi.

“Apakah yang bersangkutan ini awal salah naik kereta terus panik, mau loncat atau bagaimana, ini masih kita dalami,” kata Komaruddin.