Air Products Hengkang dari Hilirisasi Batu Bara PTBA, Perusahaan China Berminat Gantikan
JAKARTA - Setelah perusahaan asal Amerika, Air Product memutuskan hengkang dari proyek hilirisasi batu bara dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), pemerintah memastikan belum ada pengganti yang akan masuk ke proyek tersebut.
Meski demikian Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, Triharyo Soesilo mengungkapkan jika ada perusahaan asal China yang berminat untuk ikut serta dalam proyek dimethyl ether (DME).
"Dari China ada masuk, banyak yang pingin berminat. Silakan PTBA cari," ujarnya kepada media yang dikutip Jumat 31 Maret.
Triharyo menambahkan, hal ini dikarenakan produksi DME terbesar di dunia terletak di China dengan kapasitas mencapai 12 juta ton per tahun. Untuk itu PTBA dapat mempertimbangkan pengalaman dan keunggulan tersbeut untuk melibatkan perusahaan China dalam proyek tersebut.
"Tidak ada salahnya kan belajar dari yang sudah pengalaman?" imbuh Triharyo.
Meski demikian ia juga menegaskan jika pihakyatidak mematok batas waktu bagi PTBA untuk mencari partner baru pproyek DME tersebut namun ia mengingatkan PTBA akan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PTBA yang terancam dicabut jika tidak segera mendapat mitra bisnis.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan alasan hengkangnya Air Products and Chemicals Inc dari proyek DME bersama PTBA adalah karena investasi yang ditawarkan Amerika lebih menarik dibandingkan di Indonesia.
Baca juga:
"Mereka merasa di Amerika lebih menarik bisnisnya, dia (Ari Products) ke sana," ujar Arifin kepada media yang dikutip Senin 20 Maret.
Arifin melanjutkan, jika saat ini Amerika memiliki subsidi untuk energi baru terbarukan sehingga proyek yang ditawarkan juga lebih menarik bagi Air Products.
Sementara itu, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, keluarnya Air Products dari konsorsium ini dipastikan tidak akan mengganggu keberlanjutan proyek.
Arsal mengungkapkan jika saat ini PTBA sudah menyiapkan kawasan khusus hilirisasi yang akan diubah menjadi Kawasan EKonomi Khusus hilirisasi sehingga kemunduran Air Product tidak mengganggu kemajuan proyek.
"Kami di PTBA sudah siapkan kawasan ekonomi khusus untuk hilirisasi sampai saat ini pembebasan lahan sudah kami lakukan, kami sudah siapkan lahan dan perizinan sudah didapat,” kata Arsal.