Perjalanan ke Amerika Dimulai, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen: Tekanan dari Luar Tidak Menghalangi Tekad Kami
JAKARTA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tiba di New York dalam sebuah persinggahan sensitif di Amerika Serikat pada Hari Rabu, bersumpah untuk tidak membiarkan tekanan eksternal mencegah pulau tersebut untuk terlibat dengan dunia, setelah China mengancam akan melakukan pembalasan jika ia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya, telah berulang kali memperingatkan para pejabat AS untuk tidak menemui Presiden Tsai, yang sedang dalam persinggahan pertamanya di AS sejak 2019, karena menganggapnya sebagai bentuk dukungan terhadap keinginan pulau tersebut untuk dilihat sebagai negara yang terpisah.
Sejatinya, Presiden Tsai sedang dalam perjalanan ke Guatemala dan Belize, dua dari beberapa negara yang mengakui Taiwan secara diplomatik. Tapi, dia akan tinggal di New York hingga Sabtu dan juga akan mengunjungi Los Angeles sekembalinya dari Amerika Tengah. Dia diperkirakan akan bertemu dengan McCarthy di California, meskipun hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.
"Tekanan dari luar tidak akan menghalangi tekad kami untuk pergi ke dunia," kata Presiden Tsai sebelum keberangkatannya di bandara internasional utama Taiwan di Taoyuan, melansir Reuters 30 Maret.
"Kami tenang dan percaya diri, tidak akan menyerah atau terpancing. Taiwan akan dengan tegas berjalan di jalan kebebasan dan demokrasi dan pergi ke dunia. Meskipun jalan ini berat, Taiwan tidak sendirian," tegas Presiden Tsai.
Kedutaan besar de facto Taiwan di AS mengonfirmasi kedatangan Tsai di New York pada Rabu sore, mengatakan tidak ada acara yang terbuka untuk pers atau publik selama persinggahannya di sana. Klip video menunjukkan dia disambut di kota oleh para pendukung yang mengibarkan bendera.
Terpisah, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mendesak China untuk tidak menggunakan persinggahan "normal" sebagai dalih untuk meningkatkan aktivitas agresif terhadap Taiwan.
"Kami menyadari bahwa saat ini keadaan sedang tegang antara Amerika Serikat dan China," ujar Kirby, namun ia mendesak Beijing untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.
Kirby mengatakan Washington masih ingin menjadwal ulang perjalanan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Beijing yang ditunda bulan lalu, ketika sebuah balon yang dicurigai sebagai mata-mata China ditembak jatuh oleh jet tempur AS.
Taiwan secara bertahap kehilangan pengakuan resmi dari lebih banyak negara, saat mereka beralih ke Beijing. Honduras mengalihkan kesetiaan pada Hari Minggu, menyisakan hanya 13 negara yang memiliki hubungan resmi dengan Taiwan.
Beijing sendiri diketahui mengatakan, Taiwan adalah bagian dari "satu China" dan, sebagai provinsi China, tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan antar negara. Taiwan membantah hal ini.
Taiwan adalah isu teritorial paling sensitif bagi China dan menjadi pertikaian utama dengan Washington, yang, seperti kebanyakan negara lainnya, hanya memiliki hubungan tidak resmi dengan Taipei.
Namun, Pemerintah Washington diwajibkan oleh hukum AS untuk menyediakan sarana bagi pulau tersebut, untuk mempertahankan diri dan memfasilitasi kunjungan persinggahan tidak resmi.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Zhu Fenglian mengatakan di Beijing, jika Presiden Tsai bertemu dengan McCarthy, China "pasti akan mengambil langkah-langkah untuk melawan dengan tegas."
Sementara, Xu Xueyuan, Kuasa Usaha Kedutaan Besar China di Washington, mengatakan kepada wartawan, pertemuan semacam itu "dapat menyebabkan konfrontasi serius lainnya dalam hubungan China-AS."
"Kami telah membuat pernyataan serius kepada pihak AS dalam banyak kesempatan dan dengan jelas mengatakan kepada mereka, semua konsekuensi harus ditanggung oleh pihak AS," terangnya.
Diketahui, jika terealisasi, pertemuan dengan McCarthy akan menjadi yang pertama antara Pemimpin Taiwan dan Ketua DPR AS di tanah AS, meskipun hal ini dipandang sebagai alternatif yang berpotensi lebih tidak provokatif, daripada McCarthy mengunjungi Taiwan, sesuatu yang dia katakan dia berharap untuk melakukannya.
Baca juga:
- Bos Tentara Bayaran Wagner Rusia Akui Pertempuran di Bakhmut Rugikan Pasukannya
- Alami Infeksi Pernapasan, Paus Fransiskus Dirawat di Rumah Sakit
- Presiden Zelensky Undang Xi Jinping ke Ukraina, Kremlin: Kami Tahu Posisi China yang Netral
- Israel Luncurkan Satelit Mata-mata Baru, Menhan Gallant: Langit Bukan Batas Pembangunan Pertahanan
Dua sumber mengatakan kepada Reuters, sebanyak 20 atau lebih anggota parlemen AS berencana untuk menemani McCarthy dalam pertemuannya dengan Tsai, yang awalnya direncanakan di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan di dekat Los Angeles. Pihak perpustakaan belum mengonfirmasi pertemuan tersebut.
Sedangkan dua sumber lain mengatakan, Tsai akan menghadiri jamuan makan malam dengan warga Amerika keturunan Taiwan dan warga Taiwan di luar negeri di New York, serta sebuah acara pada Hari Kamis dengan Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir di mana pemerintah Taiwan merupakan donor yang signifikan, menurut laporan tahunannya.
Sementara itu, para pejabat AS mengatakan Presiden Tsai akan bertemu dengan Laura Rosenberger, ketua American Institute in Taiwan (AIT) yang berkantor pusat di Washington, sebuah organisasi nirlaba milik pemerintah AS yang menjalankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.