JAKARTA - China memperingatkan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy pada Hari Selasa, untuk tidak "mengulangi kesalahan masa lalu yang merugikan" dengan menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, menegaskan itu tidak akan membantu perdamaian dan stabilitas regional, hanya akan menyatukan rakyat China di belakang musuh bersama.
McCarthy yang berasal dari Partai Republik, merupakan pemimpin AS paling senior ketiga setelah presiden dan wakil presiden. Rencananya, ia akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Presiden Tsai di California pada Hari Rabu, dalam transit yang sebelumnya telah memicu peringatan dari China pekan lalu.
Presiden Tsai akan melakukan apa yang secara resmi disebut "transit" di Los Angeles dalam perjalanannya kembali ke Taipei, setelah melakukan perjalanan ke Amerika Tengah. AS mengatakan persinggahan seperti itu adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditanggapi secara berlebihan oleh China.
Namun, Konsulat China di Los Angeles mengatakan, "tidak benar" untuk mengklaimnya sebagai transit, menambahkan Presiden Tsai terlibat dalam pertukaran resmi untuk "melakukan pertunjukan politik".
Tidak peduli dalam kapasitas apa McCarthy bertemu dengan Tsai, sikap tersebut akan sangat merugikan perasaan rakyat Tiongkok, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis Taiwan, mempengaruhi fondasi politik hubungan Tiongkok-AS, kata konsulat dalam sebuah pernyataan.
"Hal ini tidak kondusif bagi perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional dan tidak sesuai dengan kepentingan bersama rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat," tegas konsulat, melansir Reuters 4 April.
McCarthy mengabaikan pelajaran dari kesalahan pendahulunya, kata pernyataan tersebut, merujuk pada kunjungan Ketua DPR AS sebelumnya, Nancy Pelosi, yang mengunjungi Tawain tahun lalu, bersikeras memainkan "kartu Taiwan".
"Dia tidak diragukan lagi akan mengulangi kesalahan masa lalu yang membawa bencana dan semakin merusak hubungan China-AS. Hal ini hanya akan memperkuat tekad dan tekad kuat rakyat Tiongkok untuk berbagi musuh bersama dan mendukung persatuan nasional," papar pernyataan itu.
Pihak konsulat menambahkan, China akan mengikuti perkembangan dengan seksama dan dengan tegas, penuh semangat mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya, tanpa memberikan rincian.
BACA JUGA:
Terpisah, dalam sebuah pernyataan pada Hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, China tidak memiliki hak untuk mengeluh, karena Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau tersebut.
Dikatakan, kritik China baru-baru ini terhadap perjalanan Presiden Tsai "menjadi semakin tidak masuk akal".
"Bahkan jika pemerintah otoriter melanjutkan ekspansinya dan mengintensifkan pemaksaan, Taiwan tidak akan mundur," tandas Kementerian Luar Negeri Taiwan.