PM Netanyahu Tunda Perombakan Peradilan, Bagaimana Nasib Menteri Pertahanan yang Dipecat?
JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel yang dipecat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan membuat krisis konstitusional negara itu semakin memanas, masih bertahan di jabatannya hingga waktu yang belum ditentukan, demikian ungkap para ajudan pada Hari Selasa, menunjukkan keraguan pemerintah untuk mengambil langkah selanjutnya.
Dilanda protes selama tiga bulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rencana koalisi nasionalis-religius untuk merombak peradilan, PM Netanyahu pada Hari Senin 'menekan tombol' jeda dan menyerukan perundingan kompromi dengan oposisi kiri-tengah.
"Tujuan kami adalah untuk mencapai kesepakatan," ujarnya dalam sebuah acara, mengibaratkan krisis ini sebagai sebuah pertengkaran di antara keluarga yang berkumpul untuk merayakan festival Yahudi yang akan dimulai minggu depan, melansir Reuters 28 Maret.
Namun prospeknya tampak suram. Pihak oposisi, dengan alasan masih adanya RUU yang diperdebatkan di parlemen, mengancam akan memboikot setiap pembicaraan jika dilanjutkan.
"Tembok-tembok kecurigaan dan permusuhan lebih tinggi dari sebelumnya," ujar Presiden Isaac Herzog dalam sebuah pidato, yang sebelumnya menawarkan diri untuk menjadi penengah di antara kedua belah pihak.
Presiden Herzog akan mengadakan pertemuan pertama dengan para delegasi pada hari Selasa, kata kantornya.
Penangguhan reformasi menstabilkan ekonomi Israel yang terguncang dan disambut baik oleh negara-negara Barat. Menteri Luar Negeri Eli Cohen mengatakan kepada Reuters, ia meluncurkan sebuah penjangkauan diplomatik yang bertujuan untuk mengembalikan kredensial demokrasi Israel secara internasional.
Terkait perombakan sistem peradilan, kredibilitas PM Netanyahu juga dipertanyakan, setelah adanya perbedaan pendapat terbuka dari beberapa kolega senior Partai Likud.
Baca juga:
- Khawatirkan Kondisi PLTN Zaporizhzhia di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Kepala IAEA: Suatu Hari Keberuntungan Kita akan Habis
- Gedung Putih Sebut AS Tidak akan Mundur dari Suriah Meski Ada Serangan Terhadap Militernya
- Bicara dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Presiden China Xi Jinping Dukung Pemulihan Hubungan Arab Saudi-Iran
- Rusia Sukses Luncurkan Rudal Antikapal Supersonik ke Laut Jepang, Tokyo Mengawasi dengan Ketat
Di antaranya adalah Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang pada Hari Sabtu pekan lalu secara terbuka menyerukan penghentian perombakan, demi mencegah protes anti-reformasi menyebar ke dalam tubuh militer. Sehari kemudian, PM Netanyahu mengatakan Ia memecat Gallant.
Biasanya, pemecatan tersebut akan mulai berlaku pada Hari Selasa. Namun, para ajudan Gallant mengatakan ia tidak pernah mendapatkan surat pemberitahuan yang secara resmi diperlukan untuk memulai penghitungan mundur 48 jam menuju pemecatannya dari jabatannya, dan terus bekerja.
Ketika ditanya apakah Gallant akan dipertahankan atau diganti, juru bicara PM Netanyahu dan Likud tidak memberikan komentar.