Ferrari Terkena Serangan Siber, Aktivitas Perusahaan Tetap Berjalan Normal
JAKARTA - Pembuat mobil sport mewah Italia, Ferrari SpA, mengumumkan pada Senin 20 Maret, bahwa seorang peretas baru-baru ini menuntut uang tebusan dari perusahaan terkait dengan detail kontak klien tertentu. Namun perusahaan ini menambahkan bahwa pelanggaran tersebut tidak berdampak pada operasi perusahaan.
Ferrari mengatakan telah memberi tahu pelanggannya tentang kemungkinan paparan data dan sifat insiden tersebut.
Perusahaan mengatakan telah memulai investigasi dengan perusahaan keamanan siber pihak ketiga dan memberitahukan otoritas yang relevan.
Baca juga:
Sebelumnya, beberapa perusahaan atau pabrik mobil yang pernah mengalami serangan siber antara lain:
Nissan Motor Co., Ltd.: Pada tahun 2016, Nissan mengalami serangan siber yang menyebabkan informasi pribadi sekitar 1,2 juta konsumen di Jepang terbocor.
Honda Motor Co., Ltd.: Pada tahun 2020, Honda mengalami serangan siber yang menyebabkan produksi mobil di beberapa pabrik di seluruh dunia terganggu.
Fiat Chrysler Automobiles (FCA): Pada tahun 2015, FCA mengalami serangan siber yang memungkinkan peretas untuk mengambil alih kendali sistem navigasi dan hiburan pada mobil Jeep Cherokee.
Tesla, Inc.: Pada tahun 2018, seorang mantan karyawan Tesla mengakui telah mencuri data rahasia perusahaan dan merusak sistem komputer perusahaan.
General Motors (GM): Pada tahun 2019, GM mengalami serangan siber yang menyebabkan informasi pribadi karyawan terbocor.
Toyota Motor Corp.: Pada tahun 2019, Toyota mengalami serangan siber yang menyebabkan informasi pribadi karyawan terbocor.
BMW Group: Pada tahun 2019, BMW mengalami serangan siber yang menyebabkan informasi pribadi karyawan terbocor.
Perlu dicatat bahwa daftar ini tidak lengkap dan masih banyak lagi perusahaan mobil lainnya yang mungkin juga pernah mengalami serangan siber.