Hanya Sebulan, Dua Negara Tetangga Sukses Buat RI ‘Tekor’ 742 Juta Dolar

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar 742,5 juta dolar AS dari dua negara tetangga di kawasan hanya dalam tempo satu bulan kalender, yaitu pada Februari 2023.

Deputi Bidang Statistik Distribusi BPS Habibullah mengatakan sepasang negara tersebut adalah Australia dengan nilai defisit 400,4 juta dolar AS dan Thailand senilai 342,1 juta dolar.

“Australia dan Thailand menjadi dua negara teratas yang menjadi penyumbang defisit terbesar,” ujarnya ketika menggelar konferensi pers, dikutip Kamis, 16 Maret.

Habibullah menjelaskan, komoditas utama penyumbang defisit dari Australia adalah serealia (HS 10) sebesar 135,2 juta dolar AS, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) sebesar 93,6 juta dolar AS, serta bahan bakar mineral (HS 27) 92,4 juta dolar AS.

Sementara untuk Thailand komoditas penyumbang defisit adalah gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 107,7 juta dolar AS, mesin dan peralatan mekanik (HS 84) sebesar 94,9 juta dolar AS, serta kendaraan serta bagiannya (HS 87) sebesar 83,1 juta dolar.

“Untuk negara peyumbang defisit terbesar ketiga adalah Brasil sebesar 158,8 juta dolar dengan komoditas ampas dan sisa industri makanan, serealia, serta bijih logam, ternak, dan abu,” tutur dia.

Habibullah menambahkan, untuk negara penyumbang surplus terbesar bagi RI adalah Amerika Serikat dengan nilai 1,3 miliar dolar AS, India sebesar 1 miliar dolar AS, dan China sebesar 999,8 juta dolar AS.

Secara umum, Indonesia mampu mencetak surplus neraca perdagangan sebesar 5,48 miliar dolar AS pada Februari 2023.