Redakan Kerusuhan, Pengadilan Pakistan Perintahkan Polisi Tunda Penangkapan Mantan PM Imran Khan hingga Kamis

JAKARTA - Pengadilan Pakistan pada Hari Rabu memerintahkan polisi untuk menghentikan operasi penangkapan mantan Perdana Menteri Imran Khan, mengakhiri bentrokan dengan para pendukung mantan pemain kriket tersebut di luar rumahnya di mana polisi menembakkan meriam air dan gas air mata.

Pasukan keamanan menarik diri dari sekitar rumah di kota timur Lahore, meredakan ketidakstabilan politik di negara bersenjata nuklir yang sedang berjuang dengan krisis ekonomi.

Pengadilan tinggi Lahore memerintahkan polisi untuk menunda penahanan Khan hingga Hari Kamis, kata Menteri Informasi Provinsi Amir Mir kepada Reuters, seperti dilansir 16 Maret

Sebelumnya, seorang pejabat senior kepolisian mengatakan pasukan keamanan telah ditarik untuk mengamankan pertandingan kriket Pakistan Super League, acara olahraga utama di negara itu.

Pengadilan yang lebih rendah di Islamabad telah mengeluarkan surat perintah terhadap Khan karena menentang perintah untuk hadir di pengadilan, atas tuduhan ia secara tidak sah menjual hadiah negara yang diberikan kepadanya oleh para pejabat asing ketika ia menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2018 hingga 2022.

Dalam sebuah tweet, Khan mengatakan bahwa ia telah menandatangani "surat jaminan" yang akan menjamin kehadirannya di pengadilan pada tenggat waktu 18 Maret. Ajudan senior Fawad Chaudhry mengatakan bahwa partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf, telah meminta pengadilan untuk menghentikan tindakan polisi.

Menurut sebuah daftar yang dibagikan oleh Menteri Informasi Marriyum Aurangzeb tahun lalu, hadiah-hadiah yang diberikan kepada Khan antara lain tujuh buah jam tangan, termasuk satu jam tangan seharga 85 juta rupee (sekitar 300.000 dolar AS).

Daftar tersebut, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, juga berisi parfum, perhiasan berlian, dan perangkat makan malam.

Khan telah membantah melakukan kesalahan.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 69 orang telah terluka dalam kekerasan di kota timur sejauh ini, termasuk 34 petugas polisi, seorang pejabat polisi Pakistan mengatakan kepada CNN dengan syarat anonim, dan menambahkan orang-orang yang berada di dalam kediaman Khan dipersenjatai dengan senjata.

Ketika bentrokan meningkat pada Hari Selasa, polisi memutus aliran listrik ke rumah Khan dan mematikan lampu-lampu jalan di lingkungan Zaman Park yang lebih luas, menurut juru bicara Khan dan para pendukungnya.

Khan mengatakan kepada CNN pada Hari Selasa, ia siap secara mental untuk menghabiskan malam di dalam sel."

"Saya ingin surat penangkapan yang sah dan saya ingin melihatnya, pengacara saya ingin melihat surat penangkapan itu," kata Khan.

"Ini hanya masalah waktu. Saya yakin mereka akan datang dan menangkap saya, saya siap untuk itu," katanya.

"Saya tahu apa tujuannya. Mereka ingin mengeluarkan saya dari balapan (pemilihan). Mereka ingin mengeluarkan saya dari pertandingan sehingga mereka dapat memenangkan pemilihan," tandasnya.

Diketahui, proses hukum terhadap Khan dimulai setelah ia digulingkan dari jabatannya dalam pemungutan suara di parlemen awal tahun lalu. Sejak saat itu, ia telah mengadakan demonstrasi protes nasional yang menuntut pemilihan cepat, di mana ia tertembak dan terluka.

Sementara, PM Sharif telah menolak tuntutan Khan, mengatakan bahwa pemilu akan diadakan sesuai jadwal akhir tahun ini.