Banjir Melanda 9 Desa di Lampung Selatan, BPBD Ingatkan Cuaca Ekstrem Tak Menentu Hingga April 2023
LAMPUNG - Sedikitnya sembilan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan dikepung banjir dan tanah longsor yang menyebabkan puluhan rumah warga di desa tersebut mengalami kerusakan.
"Hujan deras dan angin kencang melanda Lampung Selatan sejak Rabu (8 Maret) sore hingga Kamis (9 Maret) sekitar pukul 09.00 WIB," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Lampung Selatan, Heri Bastian di Kalianda Jumat 10 Maret, disitat Antara.
Dia mengatakan, saat ini kondisi air yang merendam beberapa rumah dan jalan di Kecamatan Katibung sudah berangsur menyusut.
Heri bilang, peristiwa bencana alam tersebut berdampak pada pemukiman masyarakat. "Kerusakan yang timbul akibat bencana banjir dan tanah longsor di sembilan desa dari lima kecamatan, yakni satu rumah rusak berat tertimpa longsor, sembilan rumah terancam longsor, 252 rumah tergenang banjir, satu jembatan ambrol atau putus (jenis permanen), satu jembatan hanyut (jembatan kayu)," tuturnya.
Sebanyak sembilan desa yang terdampak banjir tersebut, yaitu Desa Rangai Tri Tunggal, Tarahan, Desa Tanjung Ratu, Desa Baru Ranji, Desa Bandaragung, Desa Mekarmulya, Desa Baliagun, dan Desa Kalirejo.
Baca juga:
- Lukas Enembe Dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, KPK: Kontrol Rutin
- 3 Perintah Mario Dandy, 1 Diubah Shane Lukas karena Korban David Tak Kuat
- NasDem ke Andi Arief: Kita Koalisi untuk Besarkan Demokrat Apa Menangkan Pertarungan?
- KPK Belum Terima Laporan Transaksi Mencurigakan di Kemenkeu Senilai Rp300 Triliun
Dari sembilan desa yang terdampak banjir itu tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Katibung, Merbau Mataram, Sragi, Kecamatan Palas, dan Kecamatan Candipuro.
Menurutnya, sampai saat ini untuk korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor tersebut tidak ada.
Upaya penanganan yang telah dilakukan dengan turun ke lokasi untuk mengevakuasi dan mendata kerusakan serta berkoordinasi dengan aparat pemerintahan kecamatan serta aparatur desa dalam penanganan dan pendataan dampak bencana.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bencana susulan. "Potensi bencana susulan sesuai imbauan BMKG bahwa cuaca ekstrem tidak menentu ini dapat berlangsung sampai April 2023," kata dia.