Bagikan:

NTT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata mengaktifkan rantai komando desa untuk mewaspadai kejadian bencana akibat cuaca ekstrem yang diprakirakan berlangsung hingga 9 April 2024.

"Ada rantai komando hingga ke desa dan sudah menyampaikan informasi cuaca ekstrem kepada masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Andris Koban ketika dihubungi dari Larantuka, Flores Timur, NTT, Kamis 4 April, disitat Antara.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem di wilayah NTT hingga 9 April 2024 yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan dan berdampak pada kejadian bencana.

Informasi dari BMKG itu pun disikapi oleh BPBD Lembata dengan memperkuat rantai komando desa yang meneruskan informasi dan melaporkan setiap kejadian bencana yang ada di desa.

"Rantai komando desa itu dipimpin langsung oleh kepala desa yang terhubung selama 24 jam untuk memberikan informasi kejadian bencana," ujar Andris.

Menurut dia, penanganan darurat bencana pun dilakukan apabila ada kejadian bencana sesuai dengan laporan yang masuk.

BPBD Kabupaten Lembata telah mendata sejumlah kejadian bencana seperti banjir dan tanah longsor di beberapa desa akibat curah hujan yang terjadi sejak Selasa 2 April.

Beberapa di antaranya longsor di Desa Liwulagan segmen jalan Liwulagan-Boto, longsor di segmen jalan Bakan-Lewaji, banjir di segmen jalan Wulandoni, serta banjir rendaman luapan sungai yang merendam rumah warga di Desa Lamalera A.

Koordinasi penanganan darurat pun berjalan dan melibatkan segenap unsur pemangku kepentingan kebencanaan seperti Dinas PUPR, Dinas Sosial, TNI, dan Polri.

Andris pun terus mengimbau masyarakat agar waspada dengan curah hujan yang tinggi saat cuaca ekstrem ini.

Langkah evakuasi mandiri harus segera dilakukan apabila durasi hujan cukup lama dengan intensitas yang cukup tinggi.