Bagikan:

NTT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperkuat koordinasi setelah status Gunung Api Ile Lewotolok naik dari Waspada ke Siaga.

"Kami sedang aktifkan rantai komando," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Andris Koban ketika dihubungi, Selasa 27 Februari, disitat Antara.

Kenaikan status gunung api di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per Selasa 27 Februari pagi.

Andris mengatakan, BPBD Lembata telah memperkuat komando terbatas berkaitan dengan mitigasi bencana gunung api ini.

Dalam komando terbatas, pihaknya terhubung 24 jam dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok untuk terus mendapatkan informasi terkini tentang gunung api.

Ia mengatakan, informasi itu diteruskan hingga level kepala desa sehingga dapat disebarkan kepada masyarakat.

Berkaitan dengan kenaikan status Gunung Api Ile Lewotolok, BPBD Lembata telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Jontona yang masuk dalam radius potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava.

BPBD Lembata pun tengah melakukan persiapan untuk berbagai upaya antisipasi lain yang berkaitan dengan penanganan bencana di daerah itu apabila ada kejadian buruk yang menimpa masyarakat.

"Jam 19.00 mau rapat komando terbatas di kantor bupati," kata dia.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Kupang, PVMBG telah merekomendasikan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ile Lewotolok.

Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat Desa Jontona dan Todonara tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh empat km dari pusat aktivitas gunung.

"Masyarakat Desa Jontona agar diungsikan ke daerah yang lebih aman," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan resminya, Selasa 27 Februari.