Bau Bangkai dan Asap Masih Tercium di Bekas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
JAKARTA - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menyoroti kondisi permukiman warga di dekat bekas kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Di kawasan yang merupakan dapilnya itu, Ida menemukan fakta bahwa masih ada bau yang cukup menyengat, seperti bangkai dan asap.
Hal ini juga yang mengakibatkan masih banyak warga mengungsi tempat penampungan. Sebagian masih belum kembali ke rumah meskipun tempat tinggalnya tidak cukup parah terdampak kebakaran.
"Jujur saya kemarin di sana masih ada bau bangkai, bau asep yang luar biasa. Mereka juga tidak boleh masak. Nah, ini kan harus diperhatikan," kata Ida saat dihubungi, Kamis, 9 Maret.
Ida mendesak agar Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat untuk segera menyiapkan fasilitas hunian bagi warga terdampak kebakaran tersebut. Ia sebelumnya sempat menyarankan pemerintah merelokasi warga ke Wisma Atlet Pademangan atau Rumah Susun Nagrak.
Namun, opsi Wisma Atlet Pademangan sebagai hunian korban kebakaran membutuhkan proses yang cukup lama. Sebab, bangunan tersebut milik Kementerian Sekretariat Negara. Lalu, Ida memperkirakan warga pun enggan menghuni Rusun Nagrak di Cilingcing yang aksesnya lebih jauh.
Karenanya, sebagai solusi jangka panjang, Ida menyarankan agar Pemprov DKI membangun rumah susun di kawasan Yos Sudarso yang tidak jauh dari permukiman mereka semula.
"Saya mengusulkan kepada Pak Pj Gubernur (Heru Budi Harton. Kan kita punya lahan di Yos Sudarso. Lahan ini kita bisa bangun rusun, rusun dengan 30 lantai ke atas," ujar Ida.
Sementara, biaya pembangunan rumah susun di Yos Sudarso bisa diambil dari dana corporate social responsibility (CSR) yang dipungut Pemprov DKI.
"Anggarannya dari mana? Kita minta CSR nya pertamina dong, untuk bangun. Boleh tidak? Boleh. Kita sudah punya laha. Kita tinggal minta sama CSR-nya pertamina untuk membangunkan rusunawa yang memamg kelasnya seperti hotel atau apartemen," jelasnya.
Sebagai informasi, kebakaran di Depo Pertamina Plumpang melanda pada Jumat, 3 Maret pukul 20.11 WIB dan mengakibatkan 19 korban jiwa. Kebakaran pipa bensin Pertamina ini merembet ke rumah tinggal di Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Mulanya, warga mencium bau gas menyengat sekitar 30 menit sebelum kebakaran terjadi. Tak ada peringatan apapun dari Pertamina terkait kondisi tersebut. Setelahnya, ledakan pertama terjadi. Kebakaran menjalar ke permukiman. Warga panik dan berupaya menyelamatkan diri. Api baru selesai dipadamkan pada Sabtu, 4 Maret pukul 02.19 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat masih ada 35 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang dirawat di sejumlah rumah sakit pada Kamis, 9 Maret pagi.
Baca juga:
- Minta Depo Pertamina Plumpang Dipindah, Gerindra: Jangan Warganya Digusur
- Profil Dedi Sunardi, Direksi Pertamina yang Dicopot Gara-gara Kebakaran Depo Plumpang
- Luka Bakar 70 Persen, Balita Korban Kebakaran Pertamina Plumpang Meninggal Dunia
- Pelajaran dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Permukiman di Zona Bencana Harus Ditata Ulang
BPBD juga mencatat saat ini ada 3 lokasi pengungsian di dekat rumah penduduk yang ditempati 206 jiwa. Rinciannya, Kantor PMI Jakarta Utara 101 jiwa, RPTRA Rasella 25 jiwa, dan posko pengungsian RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan berjumlah 80 jiwa.