Sampah di Pontianak Tembus 400 Ton per Hari, Walkot Sebut Cenderung Meningkat Saat Akhir Pekan
KALBAR - Produksi sampah organik dan anorganik termasuk dari rumah tangga di Kota Pontianak jumlahnya mencapai 400 ton per hari. Bahkan diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di daerah tersebut.
Wali Kota (Walkot) Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan potensi sampah meningkat di sejumlah titik di Pontianak terjadi pada akhir pekan atau wekeend.
"Produksi sampah di sini rata-rata hampir mencapai 400 ton per hari. Bahkan, di areal Taman Sepeda tempat penyelenggaraan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) ini, produksi sampah setiap harinya terutama hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai dua kontainer sampah. Ini menunjukkan produksi sampah di Kota ini setiap hari makin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk," ujar Edi di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Minggu 5 Maret, disitat Antara.
Ia menjelaskan, Kota Pontianak tahun ini mendapat anugerah berupa sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan itu sebagai apresiasi dalam pengelolaan lingkungan dan ruang terbuka hijau.
Berkaitan dengan pengolahan sampah, di Kota Pontianak sudah ada pengelolaan sampah organik dan anorganik. Ada alat pengolah yang diciptakan oleh manusia maupun yang diolah secara alamiah.
"Menangani sampah ini tidak hanya bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak, tetapi butuh keterlibatan peran aktif masyarakat yang ikut peduli menjaga kebersihan kota kita tercinta ini," katanya.
Baca juga:
- Dikunjungi Surya Paloh, Prabowo Sebut Gerindra Bakal Komunikasi Lebih Intensif dengan NasDem dan Parpol Lain
- Momen Surya Paloh Kunjungi Prabowo di Hambalang, Cuci Tangan di Kendi Disambut Drumben
- Usulan Buffer Zone Depo Pertamina Plumpang, Jokowi: Dulu Direncanakan, Tapi Belum Sampai Titik Solusi
- Terjunkan Alat Berat Hingga Anjing Pelacak, Polisi Masih Fokus Cari Korban Hilang Kebakaran Depo Plumpang
Pengelolaan sampah juga dimulai sejak dini, terutama di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, Edi meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak berkolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk mendirikan bank sampah mini supaya anak-anak sudah terbiasa mengumpulkan dan memilah sampah untuk dibuang di tempatnya serta didaur ulang.
"Dinas Lingkungan Hidup juga harus berkolaborasi dengan komunitas-komunitas penggiat lingkungan untuk bersinergi mengkampanyekannya," tandasnya.