Pembangunan ITF Sunter Molor Terus, PSI Sebut Jakpro Salah Urus

JAKARTA - Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menanggapi lambatnya perencanaan pembangunan Intermediate Treatment Facilility (ITF) Sunter yang kini belum juga dilakukan proses konstruksi.

Belum dimulainya pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik ini sampai membuat Pemprov DKI menyurati PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mempercepat proses pencarian investor. Jakpro merupakan BUMD yang ditugaskan untuk membangun ITF Sunter.

“ITF merupakan salah satu program prioritas yang tak kunjung dapat diselesaikan oleh PT Jakpro yang mendapat penugasan. Tahun ini targetnya ITF Sunter dapat selesai namun sepertinya Jakpro sangat lambat sampai Pemprov DKI harus menyurati secara khusus,” kata Anggara dalam keterangannya, Kamis, 23 Februari.

Ara menilai, lambatnya Jakpro mengurusi perencanaan ITF Sunter disebabkan oleh penugasan yang terlalu banyak oleh Pemprov DKI semasa Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta. Hal ini mengakibatkan Jakpro tidak fokus dalam menjalankan program pembangunan.

“Jakpro ini salah urus karena pada periode Gubernur sebelumnya terlalu banyak penugasan. Membangun Jakarta International Stadium (JIS), revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) hingga melaksanakan Formula E. Perusahaannya sudah tidak fokus arahnya mau ke mana. Harus ada evaluasi besar-besaran,” cecar Anggara.

Lebih lanjut, Anggara juga meminta Pemprov DKI mengakselerasi program pengurangan dan pengelolaan sampah dari tingkat rumah tangga.

“Dengan produksi sampah yang terus meningkat, kita tidak bisa bergantung pada pengelolaan sampah di tingkat akhir saja. Program pengelolaan dan pengurangan sampah tingkat rumah tangga seperti bank sampah dan budidaya maggot juga harus serius dilaksanakan serius agar bisa benar-benar berkontribusi pada angka pengelolaan sampah,” urainya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto Pemprov DKI sudah melayangkan surat kepada Jakpro beberapa minggu lalu. Dalam surat tersebut, Pemprov meminta Jakpro mempercepat pengujian ulang penjajakan calon investor ITF Sunter.

Setelah mitra terpilih, lanjut dia, proses akan berlanjut pada penetapan perjanjian kerja sama (PKS). Sebelumnya, Pemprov DKI telah menyusun PKS bersama mantan mitra yang sudah mundur dari proyek ITF. Ada kemungkinan isi perjanjian dalam PKS diubah kembali menurut kesepakatan bersama mitra baru.

Asep pun masih berharap ITF Sunter sudah bisa dimulai proses konstruksinya pada bulan November 2023, seperti target yang diperbaharui Jakpro beberapa bulan lalu.

"Makanya, semakin cepat Jakpro memutuskan mitranya, kita bisa mulai diskusi untuk PKS ini. Apakah kemudian mitra itu masih sependapat dengan PKS yang dulu ada. Itu yang nanti mungkin setelah mitra terpilih, nanti mau tidak mau kita mulai untuk membahas masalah PKS lagi," urainya.

Dalam APBD DKI tahun anggaran 2023, PT Jakpro menerima suntikan modal sekitar setengah triliun rupiah dari Pemprov DKI untuk mengawali pembangunan ITF Sunter yang akan dikerjakan PT JSL sebagai anak usahanya.

Rencananya, alokasi penyertaan modal daerah (PMD) tahun ini akan digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek (PJBL) senilai Rp480 miliar, pekerjaan persiapan lahan Rp16,5 miliar, pengawasan proyek Rp5,5 miliar, dan operasional Rp15 miliar. Sementara, total nilai investasi pembangunan ITF Sunter sebesar Rp5,2 triliun.