Di Dalam Jiwa David Bayu, Pelukan Erat Naif Belum Lepas Seutuhnya
JAKARTA – Hujan lebat menghampiri bagian selatan kota Jakarta pada Jumat, 10 Februari, sore. Akibatnya, perjalanan menuju ke M Bloc Space Live House sedikit terhambat. Pada akhirnya, kami beruntung bisa sampai ke acara Di Dalam Jiwa Concert yang set panggungnya berkonsep living room hasil gawean Jason Davis.
Saat menapakkan kaki di pintu masuk venue, kami langsung disambut nyanyian pembuka dari album solo David Bayu, Di Dalam Jiwa, serta tata suara dan lighting (tata cahaya) yang sangat menggugah.
Sesungguhnya, David Bayu sudah membawakan beberapa lagu Naif pada sesi pertama, antara lain Itulah Cinta, Janji Setia, Di mana Aku di Sini, dan Jauh. Namun, bagi kami, konser David Bayu sebagai solois baru saja dimulai.
Maka dari itu, izinkan kami memulai alur cerita perhelatan Di Dalam Jiwa Concert dari lagu Di Dalam Jiwa.
Seperti pada panggung-panggung Naif lainnya yang kami rindukan, David Bayu selalu menghujani penonton dengan lawakan bersahutan selagi menunggu para personel band pengiringnya mengatur alat musik mereka masing-masing. Para pemain itu di antaranya adalah Vega Antares (gitar), Erickson Jayanto (kibor), White Orchestra (biola), Taufik Wirzon (bass), Aditya Anggara (drum), dan Samuel Sipahutar (flute & saksofon).
Kegembiraan penonton menyambut lagu tersebut terasa melalui gelombang suara yang menghiasi seisi ruangan dingin M Bloc Space Live House. Tak hanya para pembeli tiket, David Bayu dengan jas merahnya dan para pemain juga menyambut baik intro flute yang sangat membius pada lagu ini.
Usai membawakan Di Dalam Jiwa, David Bayu menyanyikan lagu Manusia. Sempat terhenti sejenak akibat lupa lirik, para penonton sontak tertawa melihat tingkah sang sang bintang konser.
“Namanya juga manusia,” elak David Bayu.
Baca juga:
Tak lama kemudian, Manusia diulang dari awal. Seketika, rasa lirih langsung menghujam hati kami. Bagian lirik ‘Tiada kisah indah dari sesuatu yang mudah, Namun ku coba untuk jalani itu semua’ terasa sangat menyentuh melalui suaranya. Baru lagu kedua sudah terasa energinya, padahal perhelatan konser masih panjang.
Selanjutnya, di lagu ketiga, David Bayu membawakan It’s Ok For Me Now. Lagu sedih yang disampaikan secara optimistis ini sangat tergambar dari tipe musik laid-back-nya. Hal itu tentunya juga terpancar dari gestur-gestur para penonton yang turut merayakan pilu dengan anggukan kepalanya.
Sehabis It’s Ok For Me Now, lagu keempat dimainkan. Sepertinya lagu ini menjadi tembang yang paling ditunggu para penonton.
“Lu mau nangis? Nih gua kasih lagu ini! ada yang salah milih orang nih?” tanya David Bayu ke penonton sebelum memulai lagu Deritaku.
Tata cahaya yang mengarah ke bagian penonton langsung dimatikan. Sepertinya bertujuan untuk lebih merasuk ke dalam lagunya.
Lirik bagian pertama ‘ku terima semua’ pun disambut riuh para penonton yang ikut bernyanyi. Lagu yang sempat membuat kami merinding saat mendengarkannya di platform musik digital dirasakan langsung malam itu.
Apalagi pada bagian menuju akhir, David Bayu bernyanyi dengan sangat ciamik persis seperti pada versi digitalnya. ‘Aaaaaaaannnndaaaaaaaiiiiiii aku dulu’ membuat para sejoli di ruangan itu berpelukan lebih erat dibandingkan pada lagu-lagu sebelumnya.
Patut diakui. Pada lagu ini, David Bayu tetaplah David Bayu yang masih tampil prima dengan vokalnya yang begitu tinggi.
Nomor selanjutnya adalah Gelap. Sorot lampu hanya tertuju pada David Bayu seorang dengan permainan gitarnya. Ini adalah lagu paling kelam di antara yang lainnya pada album Di Dalam Jiwa.
Memasuki pertengahan acara, David Bayu masih terus menghibur dengan lagu Mana dan Surga di Hatimu. Sebelum menutup sesi kedua, David Bayu memulainya dengan curhat mengenai isi lagu Berserah.
“Gua tuh ngerasa udah tua yaa dan gua baru sadar betapa singkat waktu kita di dunia ini, yaa semoga masa kontrakan masih diperpanjang lah yaa,” ucap David Bayu.
Lewat kata-kata itu, seketika penonton membisu. Mungkin sedang sibuk merenungkan kembali perjalanan hidup mereka.
Beberapa menit kemudian, Berserah dilantunkan. Bagian lirik ‘Hingga waktunya telah tiba, berpulang ke rumah, akankah diterimaNya, ku hanya berserah’ menjadi representasi seorang David Bayu pada pemikirannya saat ini.
Sesi kedua akhirnya selesai. Delapan nomor dalam album Di Dalam Jiwa telah dirampungkan. Berikutnya, David Bayu kembali membawakan lagu-lagu Naif. Antara lain Berubah, Wanita, Jikalau, Piknik 72, Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh Dunia, Senang Bersamamu, Towal-Towel, Buta Hati, Benci Untuk Mencinta, dan Aku Rela sebagai penutup.
Seluruh lagu ‘trek bonus’ Naif tersebut terpantau mampu membuat para penonton bertepuk tangan lebih keras dibandingkan dengan lagu-lagu pada album Di Dalam Jiwa. Namun, konser ini tetaplah showcase seorang David Bayu sebagai solois.
Patut diapresiasi lebih, konser ini sama sekali tidak menghadirkan bintang tamu dan kolaborator. David Bayu tentunya yakin bahwa ia dapat menaklukkan para penggemarnya hanya bermodalkan dirinya sendiri dan para musisi panggung yang mendukungnya.
Namun, kami merasa bahwa lagu-lagu Naif yang dibawakan oleh David Bayu pada konser tunggalnya ini adalah ‘tamu’ yang turut hadir meramaikan acara. Tak apa, kami pun turut bahagia atas pengobatan rindu ini.
Tapi, di sisi lain, lewat konser tunggalnya dengan musik yang tidak jauh berbeda dari Naif, kami belum bisa melihat sosok David Bayu sebagai solois seutuhnya. Bayang-bayang Naif masih memeluk erat dirinya. Seolah semua personel Naif menjadi satu lewat jasad David Bayu.
Tentu ini bukanlah kesalahan David Bayu. Toh ia tampil sangat memukau pada acara itu, hingga kami sempat beberapa kali berkata kasar karena kehebatan dirinya di panggung.
Ini hanyalah perspektif kami yang mungkin belum terbiasa melihat David Bayu tampil tanpa Naif. Sepertinya, butuh waktu lebih lama bagi David Bayu untuk bisa melepas pelukan para personel grup band legendaris yang telah memutuskan bubar pada dua tahun lalu itu.
Namun, kami patut berterima kasih atas suguhan konsernya malam itu. Kepada para pemain yang total, serta tim yang sudah memikirkan konsep panggung dan tata cahaya yang sungguh memikat.
Tentunya juga kepada David Bayu yang tampil hebat malam itu. Kami ucapkan selamat kepadanya karena perjalanannya sebagai solois baru saja dimulai.