Mikrobioma dalam Pencernaan, Ternyata Erat Berkaitan dengan Hasrat dan Fungsi Seksual

YOGYAKARTA – Masalah pada fungsi seksual bisa dialami pria dan wanita pada semua usia. Masalah yang dialami, di antaranya kurangnya hasrat, kesulitan mencapai ekspresi, aktivitas seksual tidak nyaman, dan sulit mencapai klimaks. Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak sekali obat yang ditawarkan. Tetapi menurut penelitian, ada faktor penting yang sering diabaikan, yaitu mikrobioma usus dalam sistem pencernaan.

Saluran pencernaan adalah sistem kompleks yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, anus, hati, pankreas, kantong empedu, dan mikrobioma. Mikrobioma ialah mikroba komensal, bahan genetik bakteri, aktivitas mikroba fungsional, dan ekosistem sel, virus, dan bakteri lain yang selalu berubah. Mikrobioma merupakan kompenen integral dari kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan.

Penelitian terbaru dilansir Psychology Today. Rabu, 8 Februari, menunjukkan bahwa bakteri usus atau mikrobioma berfungsi sebagai target terapi untuk mengatasi disfungsi seksual. Bukti awal penelitian menunjukkan kalau usus dan otak berkaitan. Kaitan tersebut dimanfaatkan untuk memerangi disfungsi seksual, meningkatkan kesehatan dan kepuasan seksual.

Ilustrasi pencernaan berkaitan dengan hasrat dan fungsi seksual (Freepik)

Dalam studi kasus terkontrol yang dilakukan tahun 2021, para ilmuwan menyelidiki hubungan antara mikroba tertentu, kadar serotonin, dan hilangnya hasrat seksual. Studi ini mengumpulkan sampel dari 24 wanita dengan gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD) dan kontrol sehat dianalisis menggunakan gen RNA dan analisis metabolisme. Hasil mengungkapkan tanda metabolisme yang berubah dan komposisi bakteri pada wanita HSDD, dibandingkan dengan subjek kontrol.

Secara khusus, wanita HSDD mengalami penurunan jumlah spesies Ruminococcaceae yang terkait dengan dorongan seks dan peningkatan yang tidak proporsional dari spesies spesifik bakteri penghasil asam laktat. Bakteri penghasil asam laktat merupakan prekursor serotonin. Mereka penting untuk stabilitas suasana hati.

Penelitian klinis juga mengungkapkan peningkatan serotonin sebagai pengobatan penting untuk mengurangi kemarahan, depresi, dan stres. Namun, kelebihan serotonin juga dapat menekan libido dan gairah seksual. Artinya, dengan keseimbangan mikroba usus dan neurotransmiter yang tepat tampaknya memainkan peran penting dalam menjaga dorongan seks yang sehat.

Disfungsi ereksi pada pria, masih dalam penelitian yang sama, menunjukkan bahwa mikrobiota usus dapat mengatur fungsi ereksi pria dengan mengatur kadar hormon, mediator inflamasi, dan faktor lainnya. Selain erat berkaitan dengan keseimbangan mikrobioma usus, hasrat dan fungsi seksual juga berelasi dengan interaksi dengan pasangan, kesejahteraan emosional, faktor neurologis, peradangan, dan faktor lain yang berkaitan dengan lingkungan, genetika, dan dinamika sosial.