Singapura Alami Resesi Terburuk, Minus 5,8 Persen di 2020
JAKARTA - Singapura mengalami resesi terburuknya pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19, meski kontraksi ekonomi berkurang pada kuartal keempat.
Mengutip Reuters, Senin 4 Januari, ekonomi Singapura minus 5,8 persen pada tahun 2020. Angka tersebut sedikit lebih baik dari perkiraan resmi untuk kontraksi antara 6,5 persen dan 6 persen.
Pemerintah Negeri Singa sendiri sebelumnya mengatakan mengharapkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4 persen hingga 6 persen di tahun 2021 ini.
Adapun Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menyebutkan, PDB terkontraksi 3,8 persen pada Oktober-Desember secara tahunan. Angka tersebut membaik dari penurunan 5,6 persen pada kuartal ketiga.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 4,5 persen di kuartal keempat. PDB tumbuh 2,1 persen secara kuartalan pada Oktober-Desember, melambat dari ekspansi 9,5 persen pada kuartal ketiga.
Baca juga:
Pemerintah Singapura telah menghabiskan sekitar 75,45 miliar dolar AS atau 20 persen dari PDB untuk bantuan terkait virus guna mendukung rumah tangga dan bisnis.
Singapura telah melonggarkan sebagian besar aturan virus COVID-19, meskipun sebagian besar perbatasan tetap ditutup. Singapura juga memulai program vaksinasi COVID-19 minggu lalu.
Pemerintah Singapura ingin membuka lebih banyak aktivitas ekonomi dengan bantuan vaksin di negara yang bergantung pada perjalanan dan perdagangan tersebut.