Buwas: Penyaluran Beras SPHP di Pasar Induk Cipinang akan Kami Top Up jadi 30.000 Ton

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jumat, 3 Februari.

Sidak ini guna memastikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau Operasi Pasar berjalan lancar sesuai ketentuan.

Pada kesempatan tersebut, Buwas juga ditemani Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

“Penyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang akan kami top up dari 13.000 menjadi 30.000 ton, untuk itu saya perlu lihat langsung dan memastikan downline-downline nya supaya tidak terjadi penyimpangan,” katanya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat.

Buwas sapaan akrab Budi Waseso menegaskan, dari awal tahun hingga hari ini Bulog sudah menggelontorkan sebanyak 209.009 ton beras operasi pasar di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program SPHP harus berjalan lancar sampai dengan stabilnya harga beras.

“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan kami juga bekerjasama dengan Satgas Pangan untuk mengawasi pelaksanaannya agar jangan sampai ada yg mengoplos dan menjual dengan harga di atas ketentuan supaya harga segera stabil,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prestyo Adi menegaskan bahwa hari ini Perum Bulog sudah menjalankan apa yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Rapat Terbatas (ratas) beberapa hari lalu.

Seperti diketahui, Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dipanggil ke Istana Negara Jakarta pada Selasa, 31 Januari lalu.

“Kita lihat bersama beras SPHP dari Bulog sudah membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang, dengan ini kita harapkan gejolak harga beras bisa diredam,” kata Arief.

Arief mengatakan baik Food Station maupun seluruh pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang sudah menandatangani kesepakatan untuk menjual beras CBP dari Bulog ini dengan harga paling tinggi sebesar Rp8.900 dan tidak boleh mengoplos beras ini dengan beras lainnya.

Arief akan meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk mengawasi beras operasi pasar ini.

“Nanti minta tolong Satgas Pangan mengawasi, tentunya nanti bantuan juga teman-teman pedagang sehingga bisa distribusinya cepat tetapi ikut HET,” katanya.