Medali dan Kebanggaan yang Tak Pernah Memudar untuk Benny Dollo
JAKARTA - Kabar meninggalnya Benny Dollo pada Rabu, 1 Februari, meninggalkan duka bagi pecinta sepak bola Tanah Air. Namun, kebanggaan terhadap sosoknya sebagai pelatih berprestasi tak memudar.
Hal ini juga ditujukan pihak keluarga ketika jenazah pria 72 tahun itu disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga memberikan tempat khusus untuk medali serta trofi yang dimiliki Benny Dollo semasa hidup.
Medali itu ditempatkan di hadapan peti jenazah sang maestro sepak bola Indonesia.
Ini dilakukan atas dasar inisiatif sebagai gambaran rasa bangga mereka akan sosok Benny Dollo yang berjasa, bukan hanya bagi sepak bola tapi juga keluarga.
"Ini (memajang medali) inisiatif kita (keluarga), karena beliau kan berjasa ya. Itu (kinerjanya sebagai pelatih) adalah sebuah kebangaan dari beliau buat kita. Jadi Papah pantas buat dibanggakan," kata Eva Mende, menantu Benny Dollo, saat ditemui di rumah duka, Kamis 2 Februari sore.
Selama 33 tahun berkecimpung di dunia kepelatihan, Benny Dollo telah menangani 10 klub ternama. Ia juga dipercaya dua kali menahkodai timnas era 2000-2001 dan 2008-2009.
Beberapa klub besar yang pernah dilatihnya adalah Pelita Jaya Jawa Barat, Persita Tangerang, Persitara Jakarta Utara, Persma Manado, Arema Malang, Persija Jakarta, Mitra Kukar, Sriwijaya FC.
Baca juga:
- Sosok Mendiang Benny Dollo di Mata Sang Menantu: Tegas dan Sistematis
- Justin Hubner Perpanjang Kontrak dengan Klub Premier League Inggris di Tengah Proses Naturalisasi yang Belum Pasti
- Sebelum Tutup Usia, Benny Dollo Dilarikan ke Rumah Sakit karena Masalah Jantung
- Profil Singkat Benny Dollo, Pelatih Legendaris yang 33 Tahun Mengabdi di Sepak Bola Indonesia
Ketika menangani Pelita Jaya, Benny Dollo berhasil mempersembahkan gelar juara Galatama pada tahun 1988, 1990, dan 1993. Sedangkan saat melatih Persita Tangerang, ia sukses membawa klub berjuluk Laskar Cisadane tersebut menjadi runner-up Liga Indonesia 2002.
Tak sampai di situ, Arema Malang juga menjadi klub yang turut merasakan tangan dingin sang pelatih. Di bawah asuhan Benny Dollo, Singo Edan mampu menjuarai Copa Dji Sam Soe pada tahun 2005 dan 2006.
Kesuksesan menangani klub itu membuat Benny Dollo dapat kepercayaan menangani timnas Indonesia. Di tahap ini, Benny Dollo juga berhasil mempersembahkan gelar lewat ajang Indonesia Independence Cup 2008.
Itu merupakan gelar terakhir yang pernah dikecap Timnas Indonesia level senior.
Seluruh pencapaian yang diraih di berbagai level itu kemudian membuat Benny Dollo mendapatkan penghargaan Coach Tabloid Bola Award 2007, Best Manager Serie B 2014, Best Youngest Coach in Serie B 2014, dan Lifetime Achievement Indonesia Soccer Awards APPI 2020.