Kasus Teror Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim Dianggap Setingan, Demi Popularitas Jelang Pesta Politik 5 Tahunan
TANGERANG - Aksi teror pelemparan satu karung ular kobra di rumah mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim di Pinang, Kota Tangerang, Rabu, 25 Januari, menjadi perbincangan publik. Bahkan, netizen menilai aksi teror tersebut rekayasa, atau setingan.
Melihat sejumlah postingan di sejumlah platform media sosial, netizen beranggapan bahwa ular tersebut ada di dalam karung yang diikat, sehingga ular tersebut tidak bisa keluar atau menyerang manusia.
Masih dalam persepsi publik, beredarnya rekaman CCTV detik-detik pelaku melemparkan sebuah benda besar yang diduga karung berisi ular, juga menjadi alasan netizen menganggap aksi tersebut sebuah rekayasa yang sengaja diviralkan.
Berdasarkan komentar yang dilihat di akun @Info_Ciledug, nampak sejumlah netizen memberikan tanggapan terkait insiden aksi teror ular kobra itu sebagai aksi rekayasa. Bagi mereka, aksi tersebut merupakan strategi untuk kembali mendapatkan popularitas menjelang pesta politik 5 tahunan, yakni Pilpres 2024.
Akun @Cityzen.id menulis:
“Harus diketahui kalau udah ada niat, pasti ularnya langsung dibebasi di dalam perkarangan rumah, bukan lempar beserta jaring yang enggak bisa keluar ularnya. Sepertinya ada settingan dalam drama ini, maap kalau salah,” tulisnya.
Komentar akun tersebut banyak direspon oleh netizen lainnya.
@Dewo3_. : “Nah sepemikiran,” tulisnya.
Baca juga:
- Hasya Athallah, Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak Pensiunan Polisi Seorang Atltet Taekwondo Berprestasi
- Sesalkan SP3 Kasus Tewasnya Hasya Athalah yang Ditabrak Pensiunan Polisi, ILUNI UI Akan Tuntut Keadilan
- Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak Polisi di Srengseng Jaksel Malah Jadi Tersangka, Bagaimana Bisa?
- Pengamen Kostum Badut Pelaku Eksibisionis di Cakung Berhasil Ditangkap di Kontrakannya Saat Sedang Tidur
Saat dikonfirmasi, kuasa hukum Wahidin Halim mengatakan bila aksi teror itu tidak ada unsur rekayasa, apagi keterlibatan Wahidin Halim.
“Ada tuduhan kasus ini rekayasa, menurut saya ini cara pandang yang naif ya, terutama di era sepert ini. Dan pak Wahidin orang taat beragama, gak mungkin melakukan hal-hal yang kejadian selerti itu,” jelasnya.
Terlebih lagi, apabila ini rekayasa, Rasyid menilai ini terlalu berlebihan jika memilih hewan ular kobra sebagai rekayasanya. Pasalnya hewan itu, adalah mahluk yang sangat berbahaya.
“Bayangin kalau ular kobra itu sudah kemana-kemana, di sini banyak tamu, bisa kacau dan lagi kalau dipikir-pikir risikonya besar itu, mematikan. Kalau misalkan gimik, kan 20 ekor ular,” pungkasnya.