7 Hari Hilang, Basarnas Bengkulu Hentikan Pencarian Warga Tenggelam di Sungai Malut
BENGKULU - Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) Bengkulu menghentikan pencarian terhadap EJ (40) setelah tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban selama tujuh hari pencarian.
Warga Desa Air Kering 1 Padang Guci Hilir itu dinyatakan hilang terbawa arus Sungai Padang Guci, Kabupaten Kaur, Bengkulu sejak Jumat 20 Januari.
"Tim SAR gabungan melaksanakan evaluasi dengan unsur yang terlibat dan keluarga korban, sehingga disepakati menghentikan operasi SAR, karena dinilai tidak efektif," kata Kepala Kantor Basarnas Bengkulu M Arafah di Kota Bengkulu, Jumat 27 Januari, disitat Antara.
Namun, jika usai dihentikannya pencarian tersebut ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, tim SAR akan kembali melakukan pencarian untuk menemukan korban.
Baca juga:
- Tegaskan Kunjungi Sekber Gerindra-PKB Bukan Tepis Ajakan AHY, NasDem: Kami Tetap Bersama Demokrat-PKS
- Kasetpres Heru Cerita Lucu Awal Pandemi, Ada Menteri Protes Dicek Suhu Saat Ingin Masuk Istana
- KPK Tak Akan Paksakan Status Kasus Formula E Naik ke Penyidikan
- Kantornya Heru Budi Anggarkan Rp4,7 Miliar untuk Pengadaan Lift Baru dan Pemeliharaan di Gedung DPRD
Arafah mengatakan dalam proses pencarian korban EJ, pihaknya dibantu oleh tim rescue Kansar Bengkulu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kaur.
Selain itu, anggota TNI dan Polri, Manna Rafting Club, Bengkulu Selatan Rescue serta pemerintah dan masyarakat di Kecamatan Padang Guci.
Sebelumnya, pada Jumat 20 Januari, sekitar pukul 17.00 WIB korban dan suami ingin pulang ke rumah dari berkebun dan saat korban bersama suami menyeberangi sungai, korban EJ hanyut terbawa arus.
Dalam proses pencarian terhadap korban, Basarnas Bengkulu menggunakan alat pendukung pencarian, seperti satu unit mobil rescue carrier, satu set Landing Craft Rubber (LCR) atau perahu karet, motor tempel, satu set peralatan air, peralatan navigasi, alat komunikasi, dan peralatan medis.