Rudal dan Pembom Rusia Bombardir Ukraina Sehari Setelah Barat Setujui Pengiriman Tank Tempur

JAKARTA - Rusia membombardir Ukraina dengan rudal, drone dan pesawat pembom dalam gelombang serangan Hari Kamis, sehari setelah Barat menyetujui pengiriman tank tempur utama (MBT) untuk Kyiv.

Sedikitnya 11 orang tewas, puluhan luka-luka, dengan puluhan bangunan dan fasilitas energi di berbagai wilayah rusak, kata para pejabat.

Kerumunan orang berlindung di stasiun metro Kyiv saat peringatan serangan udara terdengar pada jam-jam sibuk, sebelum Rusia melancarkan serangan terbarunya terhadap jaringan listrik sejak Oktober yang menyebabkan pemadaman besar-besaran selama musim dingin.

Serangan rudal itu terjadi setelah serangan pesawat tak berawak semalam, satu hari setelah Ukraina mendapatkan janji tank tempur utama dari Jerman dan Amerika Serikat untuk memperkuat pasukannya.

Diketahui, Jerman akhirnya menyetujui pengiriman 14 tank Leopard 2 serta mengizinkan ekspor tank sejenis yang dimiliki sekutu ke Ukraina. Amerika Serikat juga menyetujui pengiriman 31 tank M1 Abrams untuk Kyiv.

"Upaya lain oleh negara teroris untuk mengintimidasi kami dengan serangan rudal besar-besaran baru-baru ini mengalami kekalahan, sama seperti seluruh Rusia akan segera dikalahkan," kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan di Telegram, melansir Reuters 27 Januari.

Pertahanan udara menembak jatuh 47 dari 55 rudal yang termasuk setidaknya satu rudal hipersonik Kh-47 Kinzhal, kata Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, komandan militer utama Ukraina.

Dua puluh rudal jatuh di sekitar Kyiv, di mana seorang pria berusia 55 tahun tewas dan dua orang terluka saat rudal menghantam bangunan non-perumahan, kata para pejabat.

Sementara Oleksandr Khorunzhyi, juru bicara Layanan Darurat Negara, mengatakan serangan Kamis menewaskan 11 orang, melukai 11 lainnya dan merusak 35 bangunan di 11 wilayah.

Dalam pernyataan terpisah, para pejabat mengatakan satu orang tewas di wilayah Kryvy Rih, dua di wilayah Donetsk dan Kharkiv, dan tiga di wilayah Zaporizhzhia. Seorang pekerja energi juga tewas.

Militer Ukraina mengatakan menembak jatuh semua 24 drone yang diluncurkan oleh Rusia dalam semalam. Lima belas dari mereka jatuh di sekitar Kyiv di mana tidak ada laporan kerusakan apapun, kata mereka.

Sebanyak enam pembom strategis Tu-95 meluncurkan rudal jarak jauh setelah lepas landas dari wilayah Kutub Utara Murmansk di Rusia utara, kata juru bicara Angkatan Udara Yuriy Ihnat.

Sementara itu, Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan, target utama Rusia adalah fasilitas energi dan serangan itu bertujuan untuk menghilangkan "listrik dan pemanas" Ukraina, dengan suhu di Kyiv di bawah titik beku.

"Sayangnya, gardu induk terkena. Tapi situasi di sistem energi tetap terkendali," tulisnya di Telegram.

Presiden Zelensky mengatakan, dia telah bertemu dengan komandan tertinggi pada hari Kamis dan membahas cara-cara untuk melawan serangan rudal di masa depan dengan lebih efektif, tetapi tidak memberikan rincian.

Terpisah, Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, tetapi mengatakan infrastruktur penting adalah target militer yang sah.

"Ini benar-benar tragedi bagiku. Kuberitahu, aku tidak punya apa-apa?" tutur Halyna Panosyan (67) tahun, yang rumahnya hancur di desa Hlevakha dekat Kyiv.