PSBS Biak, Klub Liga 2 yang Menolak Kompetisi Dilanjutkan Bicara soal Dugaan Suap dan Konspirasi

JAKARTA - PSBS Biak menjadi klub Liga 2 yang menolak kompetisi dilanjutkan usai dihentikan karena tragedi Stadion Kanjuruhan. Manajer PSBS Biak, Jimmy Carter Kapissa mengatakan, penolakan itu dengan melihat beberapa hal dan alasan.

Dia juga membantah secara tegas penolakan ini didorong karena adanya kucuran dana atau suap. 

“Adanya isu terkait suap sebesar 15 juta rupiah yang dituduhkan kepada klub-klub yang menolak Liga 2 dilanjutkan, PSBS Biak tidak pernah menerima uang tersebut, baik langsung maupun tidak langsung,” jelas Jimmy Kapissa dalam pernyataan tertulis yang diterima Voi.id pada Rabu, 25 Januari.

Sebelumnya diberitakan bahwa kompetisi Liga 2 2022/2023 tidak lagi dilanjutkan. Hal itu berdasarkan keputusan hasil Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI 12 Januari 2023 lalu.

Alasan utama keputusan itu diambil adalah karena sebagian besar klub Liga 2 menolak karena ada suap yang meminta mereka menyetujui dihentikannya kompetisi.

Muncul dugaan adanya konspirasi. Pasalnya, ada kabar tindak pemalsuan tanda tangan yang dilontarkan beberapa klub Liga 2 yang menolak kompetisi dihentikan. 

“Kami tidak pernah berkonspirasi dengan klub manapun untuk menolak ataupun melanjutkan kompetisi sebagaimana yang dimuat dalam berita online di beberapa media,” katanya melanjutkan.

Terkait keputusan PSBS Biak yang akhirnya menyerukan penolakan setelah agenda Owner's Meeting Liga 2 Indonesia, Selasa 24 Januari 2023 lalu, hal itu karena adanya beberapa alasan. Di antaranya soal finansial.

“Kompetisi terjeda hingga dihentikan tentu berkonsekuensi pada masalah finansial klub yang memang sangat terbebani akibat kejadian tragedi Kanjuruhan,” tutur Jimmy. 

“Saya berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga juga mencarikan solusi kepada klub-klub yang terkena imbas finansial akibat tragedi tersebut,” lanjutnya.