Bagikan:

JAKARTA - PSSI didesak untuk melakukan pemeriksaan kode etik terkait pencatutan tanda tangan palsu yang mendukung penghentian kompetisi Liga 2 musim 2022–2023. Desakan itu disampaikan oleh CEO Klub Liga 2 Karo United Effendi Syahputra usai rapat pemilik (owner meeting) yang berlangsung di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Januari 2023.

"Saya selaku pemilik hak suara (voters) meminta secara lisan dan langsung kepada forum untuk PSSI melakukan pemeriksaan kode etik karena ini bagi saya adalah pelanggaran etik berat," ujarnya dalam jumpa pers.

Pemalsuan tanda tangan itu kemudian digunakan oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk menjadi dasar menghentikan Liga 2 yang diumumkan pada Kamis, 12 Januari silam selepas rapat.

Tanda tangan tersebut termaktub di dalam surat "Pernyataan Pernyataan Bersama Klub Liga 2 2022–2023". Surat itu berisi mayoritas dukungan klub untuk menghentikan kompetisi sebagai imbas tragedi Kanjuruhan pada awal Oktober lalu.

Termasuk di dalamnya ada tanda tangan Effendi sendiri. Konon setiap penandatangan kabarnya menerima uang Rp15 juta sebagai uang transportasi. Padahal, Effendi merasa tidak pernah satu suara mendukung penghentian Liga 2.

"Sekarang teman-teman silahkan mengawal, apakah kode etik akan dijalankan atau tidak. Kita akan membuktikan, kepengurusan PSSI serius atau tidak," kata Effendi menambahkan.

Rapat pemilik sendiri kemudian memutuskan harus ada rekomendasi dari pengurus saat ini ke pengurus baru pada kongres luar biasa (KLB) pada Februari nanti untuk melanjutkan Liga 2.

Rencananya kelanjutan Liga 2 akan mulai kick off pada 24 Februari nanti dengan sistem gelembung (bubble) dan beberapa kali jeda. Jeda pertama terjadi di bulan Ramadhan, sedangkan jeda berikutnya saat Piala Dunia U-20.

"Yang bisa kami lakukan sekarang adalah memilih komite eksekutif, wakil ketua umum, dan ketua umum, yang memihak kepada lanjutan Liga 2," kata Effendi.