Kepala IAEA Sebut Iran Memiliki Bahan yang Cukup untuk Membuat Beberapa Senjata Nuklir

JAKARTA - Kepala pengawas nuklir PBB pada Hari Selasa menggambarkan kesepakatan nuklir yang sekarang sudah tidak berlaku antara Iran dan negara-negara Barat sebagai 'cangkang kosong', menyiratkan akan mengunjungi Teheran guna mempertahankan dialog dan membahas aktivitas nuklir negara itu.

Berbicara kepada anggota Subkomite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Eropa di Brussels, Belgia Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan, dia berharap membuat beberapa kemajuan selama kunjungannya ke Teheran bulan depan.

"Satu hal yang benar: mereka telah mengumpulkan bahan nuklir yang cukup untuk beberapa senjata nuklir, bukan satu, pada saat ini," kata Grossi, mengklaim bahwa 70 kg uranium telah diperkaya dengan kemurnian 60 persen dan 1.000 kg hingga 20 persen, seperti melansir The National News 25 Januari.

Diketahui, uranium harus mencapai ambang batas diperkaya hingga 90 persen untuk membuat senjata nuklir.

Lebih jauh Grossi menerangkan, Barat harus melanjutkan upaya diplomatik untuk menghentikan Iran memeroleh senjata nuklir, karena Teheran hingga saat ini belum memilikinya.

"Itulah mengapa kita harus tetap terhubung (dengan Iran), kita harus terus bekerja, kita tidak boleh menyerah," ujarnya.

Diketahui, kegiatan diplomatik terkait dengan menghidupkan kembali Kesepakatan Nuklir Iran 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), saat ini hampir tidak ada, kata Grossi.

Tahun lalu, Uni Eropa telah memimpin pembicaraan yang bertujuan untuk mencoba meluncurkan kembali kesepakatan, setelah AS menarik diri darinya pada tahun 2018.

November tahun lalu, Grossi mengatakan Iran telah memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen. Sementara, JCPOA membatasi pengayaan uranium Iran sebesar 3,67 persen dengan imbalan keringanan sanksi.

Grossi mengatakan, dia "buta" pada banyak aspek, termasuk berapa banyak material, berapa banyak peralatan dan berapa banyak sentrifugal yang dimiliki Iran saat ini.

“Dalam laporan saya, saya telah mengatakan bahwa kami dapat mencoba merekonstruksi teka-teki jigsaw tetapi itu akan menjadi tugas tambahan yang harus kami miliki,” tandasnya.

"Namun demikian, IAEA ada untuk menawarkan kemungkinan solusi diplomatik untuk hal-hal ini, untuk dialog, untuk membangun kepercayaan yang hilang," tandasnya.