Bagikan:

JAKARTA - Tiga belas awak kapal diselamatkan Hari Rabu dari sebuah kapal kargo yang tenggelam di lepas pantai barat daya Jepang selama angin musim dingin yang ganas, sementara pesawat dan kapal, termasuk kapal pribadi, melakukan pencarian sembilan awak lainnya yang masih hilang.

Penjaga Pantai Jepang menyebut, kapal bernama 'Jintian' dengan bobot 6.651 ton yang terdaftar di Hong Kong dengan 22 anak buah kapal (ABK) tersebut melakukan panggilan darurat pada Selasa malam, melansir Reuters 25 Januari.

Belum ada kabar langsung tentang apa yang menyebabkan kapal yang membawa kayu itu terbalik. Seorang juru bicara Penjaga Pantai mengatakan, angin kencang pada saat sinyal marabahaya diterima sekitar pukul 23:15 waktu setempat.

Penjaga Pantai segera meminta bantuan dari kapal patroli dan pesawat di sekitarnya, sebelah barat Kota Nagasaki, kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno.

Kapal tenggelam pada pukul 02:46 waktu setempat, tambahnya, mengutip kapal lain di daerah tersebut.

Penjaga Pantai "juga bekerja sama dengan Pasukan Bela Diri, Penjaga Pantai Korea Selatan, dan kapal-kapal yang berlayar di dekat perairan," kata Matsuno pada konferensi pers reguler.

Dia mengatakan, lima awak yang diselamatkan semuanya adalah warga negara China, namun belum ada informasi lebih lanjut mengenai kondisi mereka.

Sementara, seorang juru bicara Penjaga Pantai Jepang mengatakan kepada Reuters, Pasukan Bela Diri Udara Jepang dan Penjaga Pantai Korea menyelamatkan delapan awak lainnya.

Sebelumnya, Penjaga Pantai Jepang mengatakan telah menemukan empat awak mengambang di air dan mereka diselamatkan oleh kapal swasta, sekitar 110 km sebelah barat Pulau Danjo. Penjaga Pantai tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa kru berada di sekoci.

Diketahui, wilayah barat Jepang dihantam oleh badai musim dingin yang membawa kondisi beku dan berangin pada Hari Selasa.

Daerah tempat kapal tenggelam berada di antara Nagasaki dan pulau Jeju Korea Selatan, tempat ratusan penerbangan dibatalkan pada Selasa karena kondisi cuaca yang buruk.