Kepala SKK Migas Ungkap Banyak Permintaan Alokasi Gas ke Industri di Batam

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengaku mendapatkan banyak permintaan untuk mengalirkan gas ke kawasan industri di Batam yang semakin berkembang.

"Industri di Batam masih berkembang cukup pesat dan sudah bnyak yang berkirim surat minta alokasi gas," ujarnya dalam acara penandatanganan kontrak kerja sama dua blok migas diGedung Kementerian ESDM, Rabu 25 Januari.

Dwi bilang, kedua blok migas yang akan dioperasikan ini terletak di wilayah Sumatera bagian tengah dan cukup strategis serta sudah memiliki market dan harga yang sudah ditentukan.

"Gas dari Sumatera bagian tengah punya potensi. Di sana ada pupuk, PLN, PHR juga, bisa ke Jawa Barat. Infrastrukturnya sudah lengkap, kemudian kalau ada kelebihan masih ada ke Batam atau ke Singapura," lanjutnya.

Diketahui, Kementerian ESDM hari ini menyelenggarakan proses penandatanganan dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk wilayah kerja (WK) West Kampar dan Jabung Tengah.

Menurut Dwi, Blok West Kampar sendiri merupakan blok eksploitasi yang sempat berproduksi hingga tahun 2018.

Dwi berharap, kedua blok migas ini segera beroperasi agar dapat memberikan kontribusi pada target pemerintah.

"Kami berharap kepada kontraktor untuk segera secepat mungkin operasikan West Kampar sehingga bisa menambah produksi minyak. Sedangkan Jabung Tengah kita harap bisa segera start pekerjaan komitmen pastinya dan semoga bisa sagera didorong maju dengan POD yang baru," lanjutnya.

Dia berujar, pengoperasian Blok West Kampar dapat mendongkrak penemuan minyak dalam negeri sehingga bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak.

"Kalau minyak sudah jelas karena kita masih impor cukup banyak, jadi manakala ada satu tetes saja minyak sudah sangat berharga," tegas Dwi.

Sebagai informasi, WK West Kampar berlokasi di wilayah administrasi Provinsi Riau dan Sumatera Utara.

WK ini memiliki potensi sumber daya sebesar 130 MMBO di mana pada WK tersebut juga terdapat lapangan yang telah berproduksi yaitu Lapangan Pendalian dengan OOIP 10,4 MMBO (2P Risk), Cumulative Production 0,8 MMBO dan Remaining Reserve 9,6 MMBO.