Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) melakukan inspeksi atau kunjungan langsung ke pabrikasi di Batam, Provinsi Riau.

Inspeksi ini juga dilakukan untuk mendorong tingkat kadungan dalam negeri (TKDN) di Industri penunjang hulumigas.

Dalam inspeksi ini terdapat delapan KKKS yang dibawa SKK Migas untuk melihat secara langsung produk yang dibuat di Batam guna menunjang pelaksanaan proses produksi industri hulumigas di Indonesia.

Kepala Divisi Pengeloaan Rantai Suplai SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan, inspeksi dilakukan untuk melihat dari dekat produk yang bisa dijodohkan atau business matchmaker, yang nantinya diharapkan dapat digunakan di industri hulumigas.

Menurut Erwin, SKK Migas berkomitmen terhadap produk lokal untuk menggerakan industri dalam negeri sesuai dengan kenginginan pemerintah.

"Jika produknya berkualitas dan memenuhi standar Industri migas, kita akan supporting terus dan ini tidak main-main,” kata Erwin kepada media dikutip Rabu 8 Juni.

Pada inspeksi ini, lanjut Erwin, SKK Migas dan KKKS mendatangi 3 perusahaan lokal di Batam, yakni ASL Shipyard Indonesia, Toemoe Valve dan perusahaan pipa seamless, Rainbow Tubulars Manufacture.

Saat inspeksi ini diketahui, ada perusahaan lokal yang mampu memproduksi dengan kandungan lokal hinggal 80 persen seperti yang dimilki ASL Shipyard Indonesia.

Sementara itu Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan pada forum kapasitas nasional di Batam, perusahaan-perusahaan lokal tersebut akan didorong untuk lebih berperan dan bersaing dengan dengan lebih profesional, sehingga dapat berpartisipasi di Industri hulu migas yang memiliki standar kerja keteknikan yang tinggi.

“Banyak perusahaan lokal di Batam yang sebenarnya memiliki potensi di proyek-proyek hulumigas dan ini sangat beruntung karena perusahaan tersebut beroperasi di Indonesia,” pungkas Rikky.