Uni Eropa Ancam TikTok, Patuhi DSA Sebelum September 2023 atau Enyah dari Eropa
JAKARTA - Perusahaan media sosial China, TikTok, bisa menghadapi larangan di Uni Eropa jika tidak meningkatkan upaya untuk mematuhi undang-undang UE sebelum September 2023. Hal ini ditegaskan oleh pejabat tinggi yang mengawasi pasar internal UE kepada CEO TikTok Shou Zi Chew pada Kamis, 19 Januari.
“TikTok perlu menyelaraskan bisnisnya dengan Undang-Undang Layanan Digital (DSA) UE jauh sebelum batas waktu 1 September,” kata Komisaris Eropa Thierry Breton kepada Shou Zi Chew, dalam video call antara keduanya.
"Kami tidak akan ragu untuk menerapkan sanksi penuh untuk melindungi warga negara kami jika audit tidak menunjukkan kepatuhan penuh," kata Breton, seperti dikutip Reuters.
TikTok menjawab bahwa pihaknya berkomitmen terhadap DSA, dan juga telah menguraikan upayanya untuk mematuhi undang-undang UE lainnya, seperti aturan perlindungan data GDPR dan kode praktik tentang disinformasi.
"Keamanan pengguna kami adalah yang terpenting," kata Caroline Greer, direktur kebijakan publik dan hubungan pemerintah TikTok, di akun Twitter-nya.
Aplikasi video pendek, yang dimiliki oleh konglomerat teknologi China ByteDance, selama tiga tahun terakhir bekerja untuk melawan kekhawatiran AS mengenai apakah data pribadi warganya dapat diakses dan kontennya dimanipulasi oleh Partai Komunis China atau entitas lain di bawah pengaruh Beijing.
Baca juga:
Tekanan terhadap perusahaan meningkat setelah pengakuannya bulan lalu bahwa beberapa karyawannya secara tidak benar mengakses data pengguna TikTok dari dua jurnalis di AS untuk mencoba mengidentifikasi sumber kebocoran informasi ke media.
"Audiens yang lebih muda memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Tidak dapat diterima bahwa di balik fitur yang tampaknya menyenangkan dan tidak berbahaya, pengguna membutuhkan waktu beberapa detik untuk mengakses konten yang berbahaya dan terkadang bahkan mengancam nyawa," kata Breton.
"DSA mencakup sanksi pencegahan termasuk larangan di UE jika terjadi pelanggaran serius berulang kali yang mengancam nyawa atau keselamatan orang," ujar Breton.
DSA mewajibkan platform online untuk berbuat lebih banyak untuk mengawasi internet untuk konten ilegal dan menghadapi denda hingga 6% dari omzet global tahunan untuk pelanggaran tersebut.
Chew dari TikTok mengunjungi Brussel pekan lalu untuk bertemu dengan regulator termasuk kepala antimonopoli UE, Margrethe Vestager, karena ingin berusaha meyakinkan blok itu bahwa mereka akan menghormati aturan teknologi yang semakin ketat dan komitmen terhadap privasi dan keselamatan anak.