Sering Merasa Masalah Nggak Kelar-Kelar? Begini Solusinya, Saran Pakar
YOGYAKARTA – Menurut pakar, masalah yang nggak kelar-kelar berkaitan dengan kondisi emosional seseorang yang mengalaminya. Kadang, orang lain atau partner merasa ada masalah, tetapi Anda merasa tak ada hal perlu diselesaikan sehingga menunda mencari jalan keluar. Pernahkah merasakan hal ini?
Tak bisa dielakkan bahwa kehidupan memang diuji dengan masalah. Isi masalahnya terus berubah, tetapi cara pendekatan dan menyelesaikannya sering kali ditentukan oleh perspektif serta kondisi emosional. Tak jarang, kondisi emosional menghalangi seseorang untuk bergerak maju dalam menyelesaikan masalah. Lantas kenapa penyelesaian masalah bisa terhalang jadi bikin enggak kelar-kelar? Ini alasannya sekaligus solusinya menurut Robert Taibbi, LSCW., psikolog klinis berpengalaman.
1. Merasa bukan masalah Anda
Kalau Anda berbeda persektif dengan partner, atau pasangan, tentu cara menanggapi suatu peristiwa akan berbeda pendekatan. Begitu pula ketika peristiwa tersebut sebenarnya masalah dan perlu segera diselesaikan, tetapi Anda merasa bukan masalah.
Solusi yang disarankan Taibbi dilansir Psychology Today, Rabu, 18 Januari, seseorang perlu peka terhadap kekhawatiran partner. Ini bukan soal siapa yang perlu mengalah, tetapi bagaimana bersama-sama memiliki kesepemahaman. Sehingga masalah atau bukan, kedua belah pihak bisa saling berkompromi mencari jalan tengah dari perbedaan perspektif.
2. Anda kewalahan
Apakah Anda ingin mencapai tujuan tertentu tetapi banyak daftar pekerjaan yang harus diselesaikan? Ini bisa semakin rumit jika Anda tidak membuat daftar prioritas. Jika Anda perlu bantuan, bicaralah dengan seseorang untuk membantu Anda memperbaiki tujuan dan membuat pekerjaan lebih mudah.
3. Terlalu kritis terhadap diri sendiri
Kritis terhadap diri sendiri memberi tekanan dalam menyelesaikan masalah dan melakukannya dengan benar. Sejalan dengan itu, harga diri renda juga berperan dalam keteguhan menyelesaikan masalah. Saran Taibbi, daripada Anda membiarkan suara-suara kritis dari dalam diri, lebih baik ambil langkah kecil menuju tujuan Anda.
Baca juga:
4. Harapan tidak realistis
Masalah sering hadir ketika memiliki rencana atas harapan yang tidak realistis. Misalnya, Anda dan pasangan ingin berhemat dan menabung di akhir bulan. Tetapi baru setengah bulan sudah hampir terkuras. Maka, perlu memeriksa kembali rencana keuangan Anda. Buat solusi yang riil dan mudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau saran Taibbi, ubah perilaku, buat rencana yang detail dan realistis.
5. Tidak mendapatkan cukup dukungan
Dalam menyelesaikan masalah, boleh kok meminta dukungan dari orang terdekat. Tetapi perhitungkan bantuan yang Anda butuhkan. Ini merupakan cara mendekati masalah dengan benar.
Penting untuk dipahami, pelajaran terbesar ketika menghadapi masalah adalah bagaimana Anda belajar menjalankan hidup. Pesan Taibbi, lebih baik proaktif alih-alih reaktif. Selain itu, penting juga menyadari apa yang menghalangi Anda memecahkan masalah.