Polri Usut Dugaan Keterkaitan Lukas Enembe dengan Tersangka Kepemilikan Senjata Api Anton Gobay
JAKARTA - Polri bakal mendalami soal dugaan adanya hubungan antara Gubernur Papua Lukas Enembe dengan tersangka kepemilikan puluhan senjata api (senpi) Anton Gobay (29).
Adapun, munculnya dugaan itu setelah beredar foto di media sosial yang memperlihatkan Anton Gobay dan pilot lainnya berfoto dengan Lukas Enembe.
Pada foto itu, Anton Gobay dan Lukas Enembe nampak memergakan salam komando.
"Hubungannya sedang didalami," ujar Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti saat dikonfirmasi, Rabu, 11 Januari.
Sejauh ini, berdasarkan hasil koordinasi dengan otoritas Filipina, senpi yang disita dari Anton Gobay bakal ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
"AG mengaku akan membawanya ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua. Iya KKB," ujar dia.
Baca juga:
- Pengamanan KPK Diperketat Usai Gubernur Papua Lukas Enembe Ditangkap
- Dilimpahkan ke Kejari Jakbar, Irjen Teddy Minahasa Segera Duduk di Kursi Pesakitan
- PDIP Sebut PJ Gubernur Heru Tak Perlu Ikut Campur Perencanaan Formula E Jakarta Tahun 2023
- Pembacaan Tuntutan untuk Bharada E Ditunda Pekan Depan, Jaksa Beralasan Putri Candrawathi Belum Diperiksa
Selain itu, Anton Gobay bisa mendapatkan senjata api itu dengan cara membeli dari seseorang di kawasan Danao City, Provinsi Cebu, Filipina.
Namun, penjual senpi ilegal itu belum diketahui identitasnya. Sehingga, Anton Gobay masih diperiksa intensif untuk kepentingan pengembangan.
"Sepuluh pucuk senpi laras panjang jenis M4 kaliber (5.56) senilai 50.000 Peso, tanpa amunisi, dua pucuk senpi laras pendek merek Ingram (9mm) senilai 45.000 Peso tanpa amunisi," kata Krishna.
Anton Gobay merupakan seorang pilot. Ia ditangkap di wilayah yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan udara dari Manila, pada Sabtu, 7 Januari.
Anton Gobay ditangkap bersama dua warga negara Filipina, Michael Tino dan Jimmy Desales Abolde. Ia terlihat kasus kepemilikan senjata api ilegal.