Kremlin Peringatkan Konsekuensi Bagi Negara-negara yang Mendukung Penyitaan Aset Rusia
JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan konsekuensi yang tegas bagi negara mana pun, yang mencoba mendukung inisiatif penyitaan aset Rusia, menilai ilegal sejauh menyangkut hukum internasional, merujuk pada rencana Estonia yang ingin menyita aset Rusia.
"Jelas bahwa otoritas Estonia ingin menjadi orang yang berprestasi luar biasa di bidang ini dan untuk menetapkan semacam preseden. Tindakan apa pun yang mereka ambil dalam konteks ini, mereka akan benar-benar batal demi hukum serta ilegal dari sudut pandang hukum internasional," jelas Peskov, melansir TASS 10 Januari.
"Dan, tentu saja, mereka akan memiliki konsekuensi bagi negara-negara yang setidaknya berpihak pada gagasan semacam itu," lanjut Peskov memperingatkan.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa Estonia berencana memperkenalkan cetak biru hukum untuk menyita aset Rusia bulan ini.
Baca juga:
- Dua Pekerja Sukarela Inggris Hilang Dalam Perjalanan dari Kramatorsk ke Soledar di Ukraina: Bantu Evakuasi Warga
- Banyak Pelanggaran Proses Hukum dan Persidangan, Kepala HAM PBB Sebut Eksekusi Iran Pembunuhan yang Disetujui Negara
- Balas Pembatasan COVID-19, China Tangguhkan Penerbitan Visa di Korea Selatan dan Jepang
- Presiden Putin Tunjuk Alexander Lapin Sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, Sempat Dicopot dari Jabatan Komandan Perang di Ukraina
Pada Bulan Desember, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan, anggota Uni Eropa "perlu mengambil langkah maju untuk mengamankan akuntabilitas atas kejahatan agresi dan menggunakan aset Rusia yang dibekukan."
"Otoritas anti-pencucian uang Estonia memperkirakan bahwa dana yang dibekukan di rekening milik Rusia di negara itu berjumlah hampir 20 juta euro," tulis Bloomberg.