OpenSea Blokir Seniman Kuba Karena Kebijakan Sanksi dari AS

JAKARTA – Marketplace NFT terpopuler, OpenSea, dilaporkan memblokir para seniman NFT asal Kuba. Pelarangan tersebut dilakukan karena kebijakan sanksi pemerintah AS terhadap negara tersebut.

Menurut laporan NFT Evening, Pihak OpenSea membenarkan pelarangan tersebut. Tercatat sekitar 30 kolektor dan seniman digital asal Kuba tidak dapat mengakses marketplace NFT OpenSea.

Permasalahan tersebut mencuat di media sosial Twitter melalui akun proyek NFT asal Kuba, NFTcuba.Art. Mereka menyesalkan akun NFTcuba.Art yang mendadak dinonaktifkan pihak OpenSea.

"Tidak hanya orang Kuba di pulau itu, tetapi orang-orang dari kebangsaan lain menghadapi sensor di perusahaan Web3," kata tweet tersebut. “Membeli karya seni dari orang Kuba tidak dilarang dalam embargo AS."

Lebih lanjut, marketplace NFT mengklaim bahwa perusahaan hanya mengikuti Ketentuan Layanannya. Menurut ketentuan tersebut yang secara eksplisit melarang individu yang terkena sanksi, termasuk mereka yang berada di yurisdiksi yang terkena sanksi.

“Sudah lama sejak kami memposting, sangat disayangkan bahwa postingan ini harus seperti ini. @opensea telah menonaktifkan profil kami. Tidak hanya orang Kuba di pulau itu, tetapi mereka yang memiliki kewarganegaraan lain harus menanggung sensor di perusahaan web3. Membeli seni dari Kuba tidak dilarang dalam embargo AS,” tulis NFTcuba.Art (@nftcubaart) 12 Desember 2022.

Opensea telah melarang 30 seniman dan kolektor Kuba sejauh ini, menurut Artnet. Ini termasuk seniman yang berbasis di Havana, Gabrial Guerra Bianchini dan Fábrica de Arte Cubano. Sebagai tanggapan atas kontroversi tersebut, seorang Juru Bicara Opensea mengatakan kepada Cointelegraph sebagai berikut:

"Kami terus mengevaluasi secara holistik tindakan lain apa yang perlu diambil untuk melayani komunitas kami dan mematuhi hukum yang berlaku,” ujar jubir OpenSea.

Rincian kebijakan marketplace tidak mengejutkan karena pelarangan seniman telah terjadi sebelumnya. Pasar Opensea juga membatasi Venezuela, Iran, dan Suriah di masa lalu karena sanksi AS.

Meskipun larangan baru-baru ini terhadap seniman Kuba telah memicu perdebatan di Twitter tentang desentralisasi pasar NFT. Hal ini telah menyebabkan seniman dan kolektor mencari di tempat lain dan memilih pasar lain yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam Web3.