Jokowi Beri Kode Bakal Reshuffle Lagi, PPP Sentil Kinerja Menteri Bidang Ekonomi

JAKARTA - PPP menyoroti kinerja menteri yang fokus kerjanya di bidang ekonomi dan ketahanan pangan di tengah sinyal Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai, menteri di dua bidang tersebut perlu mendapat penekanan dari Jokowi agar meningkatkan kinerja seiring ancaman resesi global pada tahun depan.

"Memang kalau dilihat target pertumbuhan ekonomi, ya bidang ekonomi perlu melakukan peningkatan performance-nya lagi ya, kaitannya menghadapi ancaman resesi global, dengan ketahanan pangan global. Bagaimana kesiapan Indonesia, itu saya kira perlu dapat titik tekan dari Presiden Jokowi," ujar Baidowi, Sabtu, 24 Desember.

Terkait sinyal Jokowi bakal mereshuffle, Baidowi mengatakan hal tersebut merupakan hak prerogatif presiden sepenuhnya. Termasuk, soal menteri mana yang layak diganti dan dipertahankan.

"Itu hak prerogatif dari Presiden Joko Widodo ya mau menambah, mereshuffle atau mengurangi itu semuanya hak prerogratif dari beliau sebagai pemegang mandat konstitusi," ujar Baidowi.

Menurutnya, Jokowi pasti memiliki pertimbangan sendiri untuk mengevaluasi kinerja para pembantunya di kabinet. Apakah di bidang politik hukum, ekonomi, ataupun di bidang pertahanan, kemaritiman dan investasi, tentunya Jokowi memiliki parameter sendiri tentang kinerja para menterinya.

"Nah, di bidang-bidang itu tentu presiden memiliki parameter-parameter kerja untuk bisa mengevaluasi para menterinya," kata anggota Komisi VI DPR yang membidangi BUMN itu.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberi sinyal akan kembali melakukan reshuffle kabinet. Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi hasil survei Charta Politika terkait pandangan masyarakat soal reshuffle.

"Mungkin," kata Jokowi menjawab pertanyaan terkait kemungkinan reshuffle usai meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 Desember.

Namun, Jokowi tak mengungkapkan kapan dirinya akan melakukan kocok ulang Kabinet Indonesia Maju tersebut. "Ya, nanti," ucap dia.