Lebih Lama Berkoalisi dengan NasDem Dibanding Gerindra, PKB Buka Kemungkinan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
Anies Baswedan (kiri) dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Instagram @aniesbaswedan-@cakiminnow)

Bagikan:

JAKARTA - PKB membuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan Partai NasDem. Faktor lebih lama 'berkawan' di koalisi pemerintahan dengan NasDem daripada dengan Partai Gerindra, menjadi salah satu pertimbangan itu muncul.

"Ya terbuka kemungkinan. Kalau teman koalisi di dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, NasDem dengan PKB itu sudah lebih lama berkoalisi dibandingkan dengan Gerindra," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid, kepada wartawan, dikutip Jumat, 23 Desember.

Menurutnya, Partai NasDem yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024 butuh partner koalisi agar bisa memuluskan eks Gubernur DKI Jakarta itu maju di Pilpres 2024. Apalagi, Anies hingga hingga saat masih membutuhkan sosok pendamping calon wakil presiden (cawapres).

"Kan enggak bisa misalkan Anies maju sendiri tanpa wakil presiden. Meskipun partai yang cukup 20 persen, enggak ada wapresnya kan itu tidak boleh karena yang didaftarkan ke KPU itu adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden, bukan presiden saja," tuturnya.

Jazilul pun membuka kemungkinan yang ada jika Anies memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pendamping maju dalam Pilpres 2024.

"Tidak ada alasan untuk menutup diri selama semuanya dikalkulasi secara objektif rasional dan proporsional untuk kemenangan," kata Wakil Ketua MPR itu.

Hanya saja, kemungkinan koalisi dengan NasDem dan mengusung Anies akan lebih dahulu dimusyawarahkan, baik di internal PKB maupun dengan Partai Gerindra. Sebab sebagaimana diketahui, kata Jzilul, saat ini PKB sudah berkoalisi dengan partai yang diketuai Prabowo Subianto tersebut.

Meskipun, PKB dan Gerindra yang bernaung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya belum memutuskan siapa capres dan cawapres. Sejauh ini, kedua partai sama-sama ingin ketua umumnya maju sebagai capres.

"Kemungkinan itu bisa dikompromikan. Kalau kita lihat sekarang koalisi kita bersama Gerindra. Kan Gerindra juga punya capres, jadi di dalam koalisi itu tinggal duduk bareng dimusyawarahkan," kata Jazilul.