Paus Fransiskus Perintahkan Pengembalian Tiga Keping Parthenon Berusia 2.500 Tahun dari Museum Vatikan ke Yunani

JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik di Seluruh Dunia Paus Fransiskus telah memutuskan untuk mengembalikan tiga keping Parthenon berusia 2.500 tahun ke Yunani, yang telah menjadi koleksi kepausan di Museum Vatikan selama lebih dari satu abad.

Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat pada Hari Jumat, Paus memberikannya kepada Ieronymos II, kepala Gereja Ortodoks Yunani, sebagai isyarat dialog ekumenis dengan Gereja Katolik Roma, melansir Reuters 17 Desember.

Parthenon, yang berada di Akropolis di Athena, diselesaikan pada abad kelima SM sebagai Kuil Dewi Athena. Jalur dekoratifnya berisi beberapa contoh patung Yunani kuno terbesar.

Belum jelas apa rencana Ieronymos terhadap patung-patung kecil yang dikembalikan Vatikan tersebut.

Menurut situs Museum Vatikan, satu bagian yang akan dikembalikan adalah kepala kuda yang sedang menarik kereta perang Athena di sisi barat gedung.

Yang lainnya dari kepala anak laki-laki dan kepala laki-laki berjanggut. Ketiga benda bersejarah tersebut telah berada di Vatikan sejak abad ke-19.

Potongan-potongan itu dikembalikan ke Yunani saat London dan Athena terus berperang memperebutkan apa yang disebut Kelereng Elgin (Elgin Marbles).

Menteri Kebudayaan Yunani Lina Mendoni mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Paus Fransiskus, "atas keputusan yang murah hati," dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, itu mendukung upaya pemerintah untuk mengembalikan benda bersejarah tersebut dari British Museum.

Yunani telah berulang kali menyerukan pengembalian permanen patung berusia 2.500 tahun, yang dipindahkan oleh diplomat Inggris Lord Elgin dari kuil Parthenon pada awal abad ke-19, ketika dia menjadi Duta Besar untuk Kekaisaran Ottoman, penguasa Yunani saat itu.

British Museum selalu mengesampingkan pengembalian itu, yang mencakup sekitar setengah dari dekorasi sepanjang 160 meter (525 kaki) yang menghiasi Parthenon, dan bersikeras bahwa itu diperoleh secara sah.

Awal bulan ini, sebuah surat kabar Yunani melaporkan bahwa kesepakatan untuk mengembalikan koleksi tersebut ke Yunani sudah dekat, tetapi pemerintah Yunani mengatakan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Pada Bulan Maret, badan kebudayaan PBB UNESCO mendesak Yunani dan Inggris untuk mencapai kesepakatan.