Sempat Tunda Penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Israel, Presiden Chili Umumkan Rencana Buka Kedutaan di Palestina
Presiden Chili Gabriel Boric. (Wikimedia Commons/Vocería de Gobierno)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Chili Gabriel Boric telah mengumumkan rencana negara tersebut untuk membuka Kedutaan Besar di Palestina.

Pemimpin sayap kiri, yang mulai menjabat pada Bulan Maret tersebut, membuat pengumuman itu saat perayaan Natal bersama anggota komunitas Palestina di Chili.

Negara Amerika Selatan itu diperkirakan menampung jumlah terbesar warga Palestina di luar dunia Arab, dengan perkiraan 300.000 hingga 500.000.

"Salah satu keputusan yang kami ambil sebagai pemerintah, saya pikir kami belum mempublikasikannya adalah, kami akan meningkatkan tingkat perwakilan resmi kami di Palestina," kata Presiden Boric, melansir The National News 23 Desember.

"Kami akan membuka kedutaan di bawah pemerintahan kami," sambungnya.

Lusinan negara memiliki kantor perwakilan di Tepi Barat, tetapi hanya sedikit yang memiliki kedutaan resmi, di antaranya Venezuela, Tunisia dan Oman.

Langkah itu akan menjadikan Chili negara Amerika Latin keempat dengan perwakilan diplomatik penuh di Palestina.

Presiden Boric mengatakan, meningkatkan status perwakilan ada langkah "sangat mendasar, sangat sederhana yang hari ini tidak dilakukan, yaitu menghormati hukum internasional."

Chili mengakui Palestina sebagai negara dan mendukung masuknya ke UNESCO pada 2011. Sebelumnya, Chili membuka kantor perwakilan untuk Otoritas Palestina di Ramallah pada April 1998, mengutip i24News.

Sebelumnya, Presiden Boric sempat menunda penerimaan surat kepercayaan Duta Besar Israel untuk Chili yang baru, terkait dengan tewasnya remaja Palestina Oday Salah yang tertembak tentara Israel pada September lalu, melansir Israel Hayom.

Selain itu, Israel Hayom dan The Jerusalem Post menyebut Presiden Boric merupakan pendukung boikot terhadap Israel atau BDS, serta komentar yang berseberangan dengan Israel.

Diketahui, Presiden Boric (36) adalah pemimpin termuda Chile. Dia diprofilkan oleh majalah Time tahun ini sebagai "presiden milenial" dan "pemimpin sayap kiri jenis baru".