Minat Program Transmigrasi Tinggi, Disnaker Mataram Minta Tambahan Kuota

JAKARTA - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram meminta tambahan kuota transmigrasi dua hingga tiga kali lipat dari kuota tahun 2022 yang hanya 2 kepala keluarga (KK).

Kepala Disnaker Kota Mataram H Rudi Suryawan mengatakan, langkah itu sebagai upaya mengakomodasi KK di Mataram yang berniat ikut program transmigrasi.

"Animo masyarakat Kota Mataram untuk mengikuti program transmigrasi tinggi, namun kuota yang diberikan terbatas," kata Kepala Disnaker Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis 22 Desember.

Dia mengatakan tambahan kuota itu telah diusulkan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB. Dengan harapan ke depannya kuota yang diharapkan untuk Mataram bertambah.

"Setahun, kita hanya dapat kuota transmigrasi 2 KK. Padahal yang mau berangkat lebih dari itu," imbuhnya.

Menurutnya, tingginya animo masyarakat yang ingin mengikuti program transmigrasi dapat dilihat dari setiap kegiatan sosialisasi di enam kecamatan di Mataram.

Apalagi setelah diberikan penjelasan, masyarakat menjadi tertarik terhadap fasilitas yang diberikan di antaranya lahan dua hektare yang dibagi untuk tempat tinggal, sawah, dan kebun. Untuk tinggal, peserta transmigrasi sudah dapat rumah tipe 36.

"Tingginya animo masyarakat bisa kita liat dalam setiap sosialisasi di enam kecamatan dengan mengundang 50 warga yang merupakan keluarga pra sejahtera dan belum memiliki pekerjaan yang menyatakan rata-rata sangat tertarik," katanya.

Hanya saja, kuota pemberangkatan warga untuk transmigrasi sangat terbatas, sehingga dalam hal ini Disnaker selektif memberangkatkan warga untuk transmigrasi.

Untuk tahun ini, Kota Mataram hanya dapat dua kuota KK untuk bertransmigrasi ke Provinsi Sulawesi Tenggara. Dua keluarga yang menjadi peserta transmigrasi berasal dari Kelurahan Saptamarga dan Mataram Timur diberangkatkan pada akhir Juli 2022.

Kedua KK tersebut, lanjut dia, saat ini sudah merasa nyaman tinggal lokasi transmigrasi, bahkan mereka aktif mengirim kegiatan dan informasi kondisi mereka di sana.

"Mereka bahkan meminta kita tahun depan untuk datang melihat kondisi secara langsung," katanya.

Rudi menambahkan, sebelum dua KK tersebut berangkat ke daerah tujuan, mereka juga diberikan bantuan berupa peralatan pertanian seperti mesin potong pohon, cangkul, sekop, dan lainnya.